Sayembara Menulis

Hutan ini sungguh indah. Bunga-bunga tertanam dengan rapi berdasarkan jenis tanaman. Nampak jalan setapak yang kulalui bersih bebas dari sampah daun kering. Sungguh tempat tinggal yang nyaman.

Hari ini raja hutan memintaku untuk mengikuti lomba menulis di Hutan Pintar ini. Entahlah, apakah aku bisa mengikuti atau tidak. Hutan ini terkenal dengan kepandaian penghuninya. Semua memiliki keahlian yang tidak dipunyai oleh penghuni di hutanku. Yang penting aku berusaha. Setidaknya aku akan berusaha sekuat tenaga yang aku miliki.

Langkahku memasuki sebuah tempat yang sudah dipersiapkan oleh panitia. Sebuah tempat yang sejuk di bawah pohon yang rindang. Sudah ada Mondi si monyet, Kandak si landak, dan Tipo ai tupai. Semuanya penghuni Hutan Pintar. Aku mengambil duduk tak jauh dari mereka yang sedang asyik berbincang.

"Hai, Mio, sudah siapkah kau mengikuti lomba menulis ini?" Aku hanya tersenyum menjawabnya. Satu persatu bpeserta lomba mulai berdatangan. Ada sekitar 10 peserta termasuk aku. zkukibaskan ekorku untuk mengusir gugup yang tiba-tiba datang. Kertas lomba menulis sudah di tangan. Segera kutulis apa yang ingin kutulis, tanpa perlu tahu bagus atau tidak tulisanku nantinya.

Peserta dari Hutan Pintar kulihat menulis dengan rapi. Tidak ada rasa gugup sepertiku.  Rasa penasaran menyergapku. Apa rahasia dibalik semua?

Mondi tersenyum melihatku. "Kita sudah terbiasa menulis setiap hari di sini. Raja kami selalu meminta kami berlatih menulis agar tulisan kami menjadi bagus." jelas Mondi.
"Kalau tidak dibiasakan menulis setiap hari kami juga tidak akan pandai menulis." tambah Tipo.

Wah ini harus disampaikan kepada raja. Ini rahasia kenapa mereka selalu memenangkan perlombaan menulis di hutan manapun. Kepandaian mereka menulis sudah tidak diragukan lagi.
( bersambung )

#One Day One Post
tantangan hari ke-4


Share:

1 komentar