Kalah Sebelum Bertanding


Mbak Lisa, pembukaan KMO batch 7 dibuka nih. Hubungi saja no WA nya ya...

Mendapat kabar seperti itu tentu saja saya senang bukan main. Pendaftaran yang saya tunggu, karena pendaftaran sebelumnya saya terlupa dengan sedikit kesibukan. Padahal sudah daftar tapi tidak dikirim form pendaftarannya. Maka pembukaan saat itu membulatkan tekad untuk ikut.

Tantangan pertama dan berikutnya bisa saya taklukkan. Tetapi makin ke sini saya mulai kesulitan. Harapan ikut KMO karena di awal saya tahu, yang jadi tujuan utama adalah menulis non fiksi, kelemahan saya. Bertekad bisa untuk menulis nonfiksi, dan ingin belajar lebih banyak di KMO ini. Apa yang membuat saya kemudian menyerah?

Ketika tugas untuk sebuah ikrar, dalam benak inginnya sebetulnya buku fiksi, bukan non fiksi. Karena belum ada bayangan buku non fiksi apa yang akan saya luncurkan. Tantangan ke dua menuliskan daftar isi, masih non fiksi. Asal saya menggambarkan daftar isi yang saya buat. Hingga lanjut di tantangan ke tiga, membuat design dari buku yang akan kita buat. Bersambung sebenarnya dari tantangan di depan. Tapi berhubung saya belum punya bayangan pasti, alhasil apa yang saya buat tidak bersambung. Dan akhirnya tantangan berikutnya saya kewalahan. Mentok menulis berlembar-lembar halaman untuk isinya. Lha saya kebingungan mau yang mana?

Akhirnya dengan berat hati saya mundur. Tugas berikutnya dengan melengkapi 50 halaman isi buku nonfiksi, saya membuatnya fiksi terus. Meskipun saya tetap mengirimkan tugas, namun tidak sesuai dengan tantangan yang diminta.

Sedih? Jangan ditanya. Sedih luar biasa. Merasa tidak bisa berkomitmen dengan pilihan yang sudah saya ambil. Tapi banyak ilmu yang saya dapatkan dari KMO. Sangat banyak bahkan.

Sebelum saya kalah, sempat saya sampaikan keluhan saya selama berada di KMO. Entahlah, apa hanya perasaan saya saja. Di KMO saya tidak mendapatkan umpan balik dari setiap tugas yang saya kumpulkan. Padahal saya ingin ada respon mengenai tugas saya, agar tugas berikutnya bisa memperbaiki dan menjadi lebih baik. Mengingat saya tidak ahli-ahli banget menulis nonfiksi. Bukan karena gratis lantas tidak ada umpan balik, karena saya melihat adanya grup kecil dari grup besar. Pikir saya akan ada pembinaan khusus dengan dibentuknya grup kecil. Ternyata tidak.

Tidak bermaksud menyalahkan, hanya memberikan masukan waktu itu. Disebabkan itu tadi, niat awal saya agar mahir menulis nonfiksi. (Tetap saya yang salah)

Saya sudah kalah sebelum genderang perang dipukul. Menjadi pelajaran bagi saya. Harus melecut kembali semangat untuk lebih giat lagi melatih diri menulis non fiksi. Mudah-mudahan di batch berikutnya saya bisa mengganti kekalahan kali ini, tentunya sudah siap dengan tantangan non fiksi.


#OneDayOnePost  

Share:

15 komentar

  1. Hhii... Semangat mbak lisaa.... Belajar di luar kebiasaan itu memang sulit.. Kayak saya yg mentok klo nulis cerita anak, hiks

    ReplyDelete
  2. heeh...nyaman di rumah ODOP...pokoke nulis..hahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kasusnya sama kek aku mbak lis.. 😂 nulisnya dah fiksi banget sih.. jadi belok ke non fiksi itu warbiyasaaahhh sekaleee.😄😄😄

      Delete
  3. heeh...nyaman di rumah ODOP...pokoke nulis..hahaha

    ReplyDelete
  4. heeh...nyaman di rumah ODOP...pokoke nulis..hahaha

    ReplyDelete
  5. biar gak menyerah, aku yg nabuh genderang perangnya ya.. haha

    Tran Ran

    ReplyDelete