Pada Satu Hujan

Duduk menatap teras yang basah oleh siraman air dari langit tanpa berkedip. Dan sisanya masih setia menemani bumi bersama nyanyian katak yang mulai riuh terdengar. Mataku tak berkedip menatap setiap tetesan yang jatuh mengenai rumput. Basah. Ada sejuta angan yang melintas saat hujan seperti ini. Membayangkan ingin bersamamu, di bawah air hujan  untuk beberapa saat saja.

Tak sadar senyumku terukir. Membentuk siluet indah tentangmu. Secangkir coklat panas dan hujan menjadi kombinasi yang lengkap untuk menghadirkanmu sore ini.

"Hei, nglamunin apaan?" kagetmu pada sore ini. Masih lengkap dengan pakaian kerjamu, menghampiriku yang masih asyik bercanda dengan siluetmu. Nyatanya kamu sungguh menjelma di hadapanku.

Kupeluk tubuhmu yang masih penat. Kusentuh pipi kananmu dengan tanganku. Kuelai lembut dan kubisikkan satu kata untukmu. "Sini, Yank!" kataku sambil menarik tanganmu untuk keluar dari teras. Melangkah menuju halaman yang penuh rumput. Aku ingin mewujudkan angan liarku sore ini, di bawah sisa air langit. Kau hanya tertawa kecil saat kita sampai di halaman, berbasah ria.

Kulingkarkan tanganku di lehermu. Kakiku sedikit terangkat, mengimbangi tinggi badanmu. Tak mau kalah, tanganmu memeluk pinggangku. Kukecup sekilas bibirmu yang mulai basah. 

"Aku mencintaimu, Yank, dengan segenap hati yang kupunya. Jangan lelah menemaniku di sepanjang usiamu," kusentuh bibirmu dengan aroma cinta yang kumiliki, menularkan rasa hangat yang menjalar ke seluruh tubuh. Tanganmu mulai berpindah memegang kedua wajahku. Kurasakan hal yang sama, saat kita mulai menyatu dalam guyuran hujan yang kembali deras.

#OneDayOnePost
#Imajinasisaathujan

Share:

2 komentar