Satu Kata


"Kenapa sih, kamu nggak pernah ngerti apa mauku?" sedikit tinggi nada yang kuucapkan. Kamu hanya nyengir memasang wajah tak berdosa.



"Huuh!" Aku kembali menggerutu dengan kesal. Seharusnya dia mengenali karakterku. Kenapa aku merajuk? Kenapa aku menjadi lebih bawel dari biasanya? Tapi kok belum paham-paham juga ya?

"Aku hanya bikin kamu jengkel ya?" tanyamu dengan polosnya.

Duuh, gemas rasanya. Hampir saja tanganku mencubit perutnya, kalau saja tak ingat alasanku mencintainya.

"Auk ah gelap!" sahutku. Bergegas melangkah ke luar kamar. Baru dua langkah...

"Maafkan ya, kalau aku bikin jengkel," berkata begitu tangannya meraih tubuhku dari belakang. Memelukku dan mendaratkan ciuman ringan di pipi kanan.

Aku tersenyum dan menguaplah semua kekesalan yang tadinya sudah menggunung.

#OneDayOnePost

Share:

0 komentar