Sepatu Roda Hawa bagian 2

Hasil gambar untuk gambar bermain sepatu roda
widiyar.wordpress.com




“Hawa, main yuk!” panggil Aya dari depan. Hawa yang baru selesai mandi bergegas berlari menuju pintu.

“Wah, bagus banget sepatu rodamu,” kata Hawa begitu pintu terbuka. Melihat Aya sudah memakai sepatu roda warna merah. “Aku belum dibeliin.”


“Pakai punyaku saja. Kita gantian.” Tawar Aya membuat Hawa melompat senang.

“Asyik ... aku pinjam ya, setelah kamu,” kata Hawa dijawab anggukan oleh Aya.

“Yuk, kita main di lapangan tenis!” Ajak Aya menjalankan sepatu rodanya dengan sangat pelan. Hawa mengekor di belakangnya.

Jalan yang mereka lewati masih tergenang air sisa hujan siang tadi. Berkali-kali aya hampir terpeleset karena belum seimbang menggunakan sepatu roda. Hawa membantunya agar tidak terjatuh dengan memegang tangan Aya.

Sesampainya di lapangan tenis, sudah banyak yang bermain sepatu roda. Hawa makin sedih melihatnya. Hatinya bertambah dongkol kepada Ibu yang masih belum mau membelikan sepatu roda. Aya yang masih belajar melajukan sepatu rodanya dengan perlahan. Hawa memberikan semangat.

Beberapa kali Aya berusaha menyeimbangkan gerakan kakinya dengan sepatu roda. Hawa masih menunggu kesempatan mencoba sepatu roda milik Aya. Di saat seru saling adu kebolehan bermain sepatu roda, terdengar suara jeritan.

“Aw ... ! Sakit,” Aya terlihat jatuh dengan bagian pantatnya keras menyentuh lapangan. Sedangkan dua kakinya terjengkang. Hawa segera berlari menghampiri temannya. Mencoba membantu Aya untuk bangun. Aya mulai menangis ketika dia mencoba bangkit tapi tidak bisa. Sepertinya kaki Aya kesleo karena terpeleset.

“Sakit ...” Aya hanya merintih. Hawa sudah berlari menuju rumah Aya dan memanggil mamanya. Mama Aya menggendong dan membawanya pulang setelah mengucapkan terima kasih kepada Hawa.

“Hawa, Aya kenapa?” tanya Ibu ketika Hawa masuk ke dalam rumah. Ibu pasti sudah mendengar berita jatuhnya Aya.

“Ibu, aku beli sepatu rodanya nanti saja ya. Kalau sudah tidak musim hujan,” kata Hawa tanpa menjawab pertanyaan Ibunya. Ibu dibuat bingung dengan perkataannya. Bukankah tadi pagi dia begitu memaksa?

“Aku nggak mau jatuh seperti Aya. Karena masih sering hujan, jalanan pasti licin dan becek kalau bermain sepatu roda,” jelas Hawa membuat Ibu paham dan mengangguk.

“Maafkan aku ya, Bu,” Hawa memeluk Ibunya. “Sekarang aku lapar. Mau makan lele, dua ekor ya, Bu.” Pinta Hawa sambil mengacungkan dua jari. Ibu tertawa melihatnya.


#TugasPertamaCeritaAnak
#KelasKurcaciPos



Share:

1 komentar