Menyoal Efektivitas Menulis di Bulan Ramadhan.


Menyoal Efektivitas Menulis di Bulan Ramadhan (Menulis di Bulan Ramadhan, Siapa Takut?)

Apa sih menulis itu?
Menurut kamus bahasa Indonesia, menulis adalah kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan melalui tulisan. Atau membuat huruf dengan pena. Manusia sejak dahulu sudah mengenal tulisan atau aksara, yaitu dengan banyaknya bukti sejarah yang ditulis dalam bentuk kitab atau sastra. Bahkan setiap peninggalan sejarah dituliskan dalam bentuk huruf, yang merupakan bagian dari menulis.


Apakah menulis pekerjaan yang sulit?
Tidak. Menulis adalah pekerjaan yang mudah. Duduk, menuliskan apa yang ada dalam pikiran. Yang sulit adalah memulai untuk menulis dan konsistensi dalam menulis. Jika kita sudah siap untuk menulis, tanpa ada ide pasti akan tetap ada kata yang bisa lahir dari buntunya ide. Ide dapat ditangkap dari mana saja, asal kita jeli mengamati keadaan sekitar. Jadi, tidak ada alasan buntu ide lantas tidak menulis.

Lalu, apakah efektif menulis di bulan ramadhan?
Bulan Ramadhan atau bukan, jika sudah menetapkan hati menjadi penulis, maka tidak ada alasan tidak menulis ketika bulan Ramadhan. Apabila konsistensi menulis sudah dibangun, saya yakin, sehari saja tidak menulis pasti akan terasa ada yang hilang. Karena kita sudah membangun kebiasaan dalam diri untuk menulis. Toh, menulis tidak selalu berakhir dengan paragraf yang panjang kan? Bisa saja kita hanya menuliskan sebuah perasaan yang tiba-tiba muncul, itu juga sudah menulis.

Menulis adalah kegiatan menyenangkan. Kita hanya butuh menyiapkan waktu setiap harinya untuk menulis. Bukan berarti 24 jam waktu akan kita habiskan untuk menulis jika sudah menetapkan hati menjadi penulis. Mengambil waktu senggang di antara kesibukan untuk mengikat diri menulis setiap hari, akan lebih menyenangkan, asalkan konsisten. Bukankah pepatah nenek mengatakan, kita bisa ala biasa?

Begitu juga ketika waktu Ramadhan. Bulan penuh keberkahan, sayang kalau dilewatkan begitu saja. Kapan waktu untuk menulis?
Ada banyak waktu dari sehari yang kita punya. Tentu saja tidak melupakan tujuan beribadah di bulan ini. Tetap luangkan waktu untuk menulis. Ketika selesai tadarus, atau sambil menunggu waktu berbuka. Saya yakin ada banyak peluang menulis meskipun bulan Ramadhan. Yang sulit adalah membuang rasa malas untuk memulai menulis. Menulis kebaikan di bulan Ramadhan, bukankah berbuah pahala juga?

Jadi, masih adakah alasan untuk tidak menulis hanya karena datangnya bulan suci? Mari menulis, tetap semangat menulis.

#OneDayOnePost
#TantanganUncle

Share:

4 komentar