Menjadi Writer bukan Waiter


Kita ini adalah seorang WRITER, bukan WAITER. 
Pernah membaca kalimat di atas? Ya, kalimat di atas saya kutip dari seorang Emak super kece, mentor training menulis kelas fiksi di sebuah pembelajaran online. 

Mengapa kalimat tersebut keluar? Awalnya bermula dari obrolan panjang dari sebuah grup para emak. Mereka berkeluh kesah ketika diminta untuk menyelesaikan tugas menulisnya. Berbagai alasan dikemukakan. Salah satunya adalah, Saya belum ada ide nih, Cikgu. Tunggu ide datang dulu ya, baru nulis. Begitu ungkapan tersebut. Lantas? Muncullah kalimat di atas yang saya tulis sebagai judul. 

Ketika kita sudah memutuskan menjadi seorang penulis, maka tugas kita memang menulis setiap harinya. Tak peduli dengan kesibukan yang merayap di setiap jadwal keseharian, kita tetap harus meluangkan waktu untuk MENULIS. 

Lantas, jika ada kalimat, nggak ada ide untuk ditulis, mau nulis apa? 

Tulis saja apa yang ada di dalam kepala. Meskipun hasil tulisan itu nantinya tidak bermutu. Namun, setidaknya ada tulisan yang kita hasilkan, yang suatu saat nanti bisa diperbaiki menjadi tulisan yang bagus. 

Lalu, jika muncul virus Writers Block, apa yang kita lakukan? Menurut saya, ini hanya virus yang muncul dari keengganan kita memulai menulis. Jika kita sudah menulis walau hanya beberapa paragraf, dijamin virus WB ini juga akan pergi. Karena pada dasarnya, ketika jari dan tangan kaku, itu hanya sebab dari kita yang membiarkan berada dalam zona nyaman yang bernama WB. 

Menulis akan selalu beriring dengan kegiatan membaca, menonton film, atau kegiatan lain yang bisa memunculkan berbagai macam ide untuk ditulis. Jenuh? Maka lakukan kegiatan yang menyenangkan. 

Jadi, apakah masih menjadi WAITER? Oh, TIDAK! Saya adalah WRITER. Maka akan saya katakan kepada Writer Block, bye-bye WB. 

Share:

2 komentar