Malam ini kembali berlalu
Berganti dengan lembutnya embun
Berselimut hangatnya sinar matahari
Berkawan dengan sibuknya penghuni
Masihkah ragaku berdaya
Mengikuti derap kesibukan dunia
Mencoba melewati dengan segala daya
Kau dimana wahai yang bertahta
Berharap tanganmu kan merengkuhku
Membawaku bersama ayunan langkahmu
Menguatkanku saat langkahku terserak dalam sibuk
Memberikan cahaya untukku ketika siang kembali ke peraduannya
Agar aku tak tersesat dalam gelap
Agar kaki ini kuat menapak
Karna esok masih berharap
Untuk bisa mendengar suara
Dan memeluknya dengan segenap asa
Ha....Ha...ha..tertawa terlebih dahulu membaca judulnya. Selintas dua hal tersebut adalah berbeda. Ikhlas itu ada di dalam hati manusia. Tidak bisa terlihat aau diukur kadar keikhlasannya. Sedangkan isi dompet mudah terlihat atau dilihat. Isi dompet juga menjadi ukuran ini tanggal berapa.
Nah, itu maksud saya. Kalimat terakhir itu. Ketika tanggal muda ( tanggal sesudah gajian ) isi dompet dengan lambang kemerdekaan dua proklamator bberjajar rapi dan banyak. Lain halnya jika hari mulai berlalu dengan kebutuhan mmakin selangit, membuat proklamator tergeser menjadi para pahlawan yang tak pernah gentar melawan penjajah.
Begitu pula dengan ikhlas. Ikhlas terasa penuh di hati kita manakala diri kita berusaha memupuk rasa percaya kita kepada sang pemilik hati. Mensikronkan hati dan tindakan dalam menjaga hubungan baik kita dengan-Nya. Berbeda kalau tindakan dan hati kita sedang naik turun, maka ikhlas pun terasa menjadi sebuah beban. Mudah-mudahan hati kita slalu dipenuhi ikhlas seperti dompet yang terisi penuh di awal gajian.
Membuat lagu untuk memudahkan hafalan anak-anak dalam belajar adalah gampang-gampang susah. Saya harus tahu lagu apa yang sedang ngetrend atau lagu apa yang disukai anak-anak dan tentunya mudah diingat syair lagunya.
Contohnya lagu Gundul-Gundul Pacul yang saya ubah kata-katanya menjadi rumus untuk Luas Bangun Datar. Lagu sholawatnya Wali saya ubah menjadi aturan mengerjakan operasi hitung pecahan. Lagu Paman Datang menjadi lagu sejarah ASEAN. Lagu Anak Gembala menjadi lagu untuk aturan penulisan angka romawi.
Menjadi guru adalah pilihan hati yang membuat saya bahagia, karena saya banyak belajar dari murid-murid di kelas. Terkadang saya tampil menakutkan bagi murid, menurut versi mereka, ketika di kelas saya berteriak layaknya tarzan. Hingga sekarang saya akan trus belajar agar saya menyenangkan bagi murid-murid saya.