Setiap anak yang dilahirkan memiliki kecerdasan yang berbeda dan unik. Bahkan dua anak yang terlahir dengan kembar identik sekalipun, mereka akan tetap memiliki kecerdasan yang tidak sama serta gaya belajar yang berbeda. Howard Gardner menuliskan ada 9 kecerdasan yang terdapat pada diri seorang anak. Sembilan kecerdasan tersebut dinamakan dengan
Kecerdasan Majemuk.
Mungkin sebagian orangtua masih ada yang menganggap anak dengan nilai matematika bagus adalah anak yang pandai, sedangkan anak dengan nilai mata pelajaran eksaknya rendah, dianggap anak yang kurang pandai. Padahal untuk menjadi seorang atlit tidak dibutuhkan nilai matematika yang tinggi, karena anak tersebut sudah cerdas kinestetik. Atau anak yang memiliki kecerdasan verbal lebih tinggi, maka dia tak perlu mengejar kecerdasan angka yang memang bukan bagian dari kecerdasannya.
Lalu, bagaimana kecerdasan ini dikaitkan dengan Gaya Belajar Anak? Apakah hanya dengan memahami bahwa kecerdasan anak terdiri dari sembilan, maka kita tidak perlu menyeimbangkan dengan gaya belajar yang sudah dimiliki oleh anak?
Gaya Belajar didefiniskan sebagai cara seseorang memproses informasi dalam situasi belajar. Gaya belajar anak terdiri dari Visual, Auditory, dan Kinestetik. Setiap anak memiliki kecenderungan terhadap satu gaya belajar di atas.
Gaya Belajar Visual
Anka dengan gaya belajar ini biasanya akan lebih mudah mengingat dengan cara melihat. Memiliki hobi membaca dan lebih suka membaca daripada dibacakan.
Gaya Belajar Auditory
Anak dengan gaya belajar audiotory lebih cepat menyerap materi pelajaran dengan mendengarkan. Mereka juga lebih suka membaca dengan suara yang keras. Bahkan anak dengan tipe ini tidak suka belajar dalam situasi yang berisik.
Gaya Belajar Kinestetik
Selalu bergerak dan berorientasi pada fisik merupakan ciri dari gaya belajar Kinestetik. Tipe ini ketika belajar akan lebih sering meenggunakan isyarat tubuh dan tidak bisa duduk atau diam dalam waktu yang lama.
Setelah memahami Gaya Belajar Anak, mari kita hubungkan dengan Kecerdasan Majemuk!
1. Kecerdasan Linguistik
Anak-anak dengan kecerdasan bahasa biasanya memiliki kemampuan imajinasi yang tinggi. Mereka akan dengan mudah mengeskpresikan pikirannya dan menuliskannya dengan sangat baik.
Orangtua bisa mengembangkannya dengan menyesuaikan gaya belajar anak yang cerdas bahasa.
Visual
Orangtua bisa membantu anak untuk membuat rangkuman dengan cara mind mapping dan bermain dengan banyak warna
Auditory
Orangtua bisa membacakan cerita atau materi yang sedang dipelajari oleh anak dan meminta anak untuk menceritakan ulang.
Kinestetik
Mengajak si cerdas bahasa dalam permainan kata akan mampu memenuhi gaya belajar si anak kinestetik. Ajak anak untuk memegang sendiri kartu dalam permainan kata tersebut.
2. Kecerdasan Angka/Matematika
Jika kita menjumpai anak yang sering bertanya tentang sebab akibat, maka bisa jadi anak tersebut adalah anak dengan kemampuan cerdas angka atau matematika. Mereka juga sangat menyukai teka-teki dan senang untuk membuktikan dugaannya melalui eksperimen.
Stimulus yang bisa dilakukan oleh orangtuanya berdasarkan gaya belajar yang dimilik oleh anak adalah:
Visual:
Ajak anak dengan menunjukkan gambar-gambar bentuk sederhana yang berkaitan dengan angka atau bentuk geometris.
Auditory
Menceritakan kepada anak tentang suatu materi yang berkaitan dengan matematika, seperti tentang perbedaan ukuran besar atau kecil, tinggi, rendah dan panjang serta pendek dalam sebuah cerita yang dikemas menarik. Ini akan membuat si cerdas angka dengan gaya belajar Auditory makin menyukai.
Kinestetik
Anak kinestetik akan senang jika diajak untuk memnyentuh langsung obyek yang sedang dipelajari. Biarkan anak mengambil benda atau angka yang disebutkan oleh orangtua.
3. Kecerdasan Visual Spasial
Anak dengan kecerdasan visual biasanya akan mudah mengingat melalui gambar. Anka juga sekali bermain dengan bentuk, pandai menyelesaikan masalah melalui pola kejadian.
Visual
Anak cerda visual sudah pasti gaya belajar visual menjadi dominannya. Maka orangtua bisa lebih mengoptimalkan dengan berbagai gambar yang bisa ditunjukkan kepada anak.
Auditory
Orangtua bisa menceritakan secara terperinci tentang ciri-ciri dari sebuah benda atau binatang.
Kinestetik
Si cerdas visual bisa dengan gaya belajar kinestetik bisa dioptimalkan dengan menagjaaknya berkeliling untuk mengenali bentuk benda dengan cara mengeksplorasi ruangannya.
4. Kecerdasan MusikAnak dengan tipe kecerdasan Musik akan nyaman belajar dengan menggunakan rime, peka terhadap suara, nada, dan musik. Bahkan anak dengan cerdas musik akan memiliki kemampuan bernyanyi, memainkan alat musik atau bahkan mampu menciptakan karya musik baru.
VisualAnak dengan cerdas musik dan gaya belajar visual, bisa kita berikan stimulus berupa menyanyikan lagu dengan menunjukkan ekspresi yang disesuaikan dengan irama musiknya.
Auditorykita bisa memberikan iringan musik untuk anak dengan cerdas musik untuk belajarnya. Sering-seringlah memperdengarkan musik dan lagu kepada si cerda musik dengan gaya belajar auditory.
KinestetikAnak dengan cerdas musik dan gaya belajar kinestetik akan sangat senang jika diajak bernyanyi sambil menggerakkan tubuhnya mengikuti irama.
5. Kecerdasan InterpersonalJika menemukan anak dengan empati yang tinggi terhadap orang lain, memiliki kepekaan terhadap motivasi, perasaan, suasana hati, dan temperamental adalah anak dengan kecerdasan interpesrsonalnya yang tinggi. Anak-anak dengan tipe kecerdasan ini biasanya sangat menyukai sebuah diskusi dan perdebatan.
VisualCara termudah menstimulus anak yang cerdas interpersonal dengan gaya belajar visual adalah dengan sering-sering mengajaknya jalan-jalan ke taman sehingga akan bertemu dengan orang banyak.
AuditoryAnak cerdas interpersonal dengan gaya belajar auditory bisa diajak belajar dengan cara mengajak saudara-saudaranya untuk bercakap-cakap dengan anak. Bisa kakek, nenek, paman, atau bibi yang kebetulan dekat dengan kita.
KinestetikBiarkan anak menyentuh kakek neneknya atau saudara lainnya dan biarkan anak bermain bersama mereka.
6. Kecerdasan IntrapersonalAda kecerdasan Interpersonal, maka ada juga kecerdasan Intrapersonal. Anak yang memiliki kecerdasan Intrapersonal bisanya memunyai kemandirian dan rasa percaya diri yang tinggi, fokus, dan selalu ingin tampil berbeda dengan lainnya.
VisualMembiarkan anak dengan mengamatai berbagai macam ekpresi emosi seperti bahagia, marah, menangis, sedih, dan lain-lain adalah cara mengoptmalkan kecerdasan intrapersonal dengan gaya belajar visual.
AuditoryOrangtua bisa membacakan sebuah cerita lalu menanyakan kepada anak perasaannya setelah mendengarkan cerita.
KinestetikBerikan pelukan saat anak merasa ketakutan atau merasa sakit sekadar untuk membuatnya tenang.
7. Kecerdasan KinestetikMemiliki anak yang tidak bisa diam, suka sekali memanjat, melompat, dan mampu mengingat hal yang dilakukannya daripada dikatakan atau yang didengarnya merupakan ciri-ciri anak dengan kecerdasan kinestetik.
VisualMeminta anak untuk meraih mainannya atau menggambarkan gerakan-gerakan yang dilakukannya.
AuditoryMemberikan instruksi kepada anak untuk menggerakkan anggota tubuhnya mengikuti sebuat irama.
KinestetikMelatih anak menjaga keseimbangan saat belajar tentang gerakan. Minta anak untuk mempraktikkan langsung sebuah gerakan.
8. Kecerdasan NaturalSelalu tertarik dengan alam dan mengeksplorasi kegiatan lingkungan merupakan ciri-ciri anak dengan kecerdasan natural.
VisualAjaklah anak mengamati benda-benda yang ada di sekitar, seperti hewan dan tumbuhan yang ada di sekitar rumah.
AuditoryOrangtua bisa bisa menceritakan tentang hewan dan tumbuhan pada anak.
KinestetikMengijinkan anak untuk memelihara binatang atau merawat tanaman
9. Kecerdasan Spiritual/Moral