Kau tahu apa yang membuatku bersedih? Ketika hari istimewaku kamu melupakanku. Ya, lupa memberikan ucapan tepat di pergantian hari. Padahal aku nunggu itu...
Tahun kemarin kamu tepat waktu. Namun, aku berharap bisa mendengarmu suaramu. Ternyata tidak! Kamu tak ingin menelponku. Aku menganggap hari istimewa yang menyedihkan.
Tahun ini? Kamu memang ingat, ketika terbangun. Mengucapkan dengan alasan kamu sakit. Di sini, aku sudah sedih luar biasa. Bisa jadi alasan sakitmu hanya alasan agar aku tak marah.
Entahlah, yang pasti aku sudah menangis. Mataku enggan terpejam sejak aku menunggu kabarmu. Menyedihkan ya?
Hari ini aku belajar lagi dari sikapmu. Mempertanyakan lagi keberadaanku di hatimu. Aku marah, kecewa. Kucoba menutupnya dengan tidak banyak bawel. Tapi biasanga kamu juga ikut terdiam bersama diamku.
Padahal aku ingin, kamu tetap merayuku. Mengajakku bicara. Tak perlu diam mengimbangi marahku.
Sediiihh...
abahummi.com |
Terima kasih, untuk waktu yang masih tersisa
untukku. Masih bisa menyaksikan keindahan alam yang tersuguh dengan indah. Mendengarkan
melodi alam yang mengalun merdu, meskipun mata dan telingaku jarang peka. Sekali
lagi terima kasih Allah...
"Aku nggak suka sama Dede El! Senengnya gigit," teriak Kak Hawa ketika gigi lancil El menyerang lokasi empuk miliknya.
"Kenapa nggak coba ambil pembantu buat ngasuh yang kecil, Mbak?" kata tetangga berinisial A.
Setiap orang pasti memiliki alasan yang tidak sama ketika menulis. Dengan alasan menulis yang berbeda, tentunya hasil tulisannya pun pasti akan berbeda.
Siapa yang demo? Demo apa? Demo masakkah? Hahaha... Bukan! Hanya ingin sedikit berbagi perasaan. Eh, kok perasaan yaaa.
Siapa yang kecilnya dahulu suka main air hujan? Berlari-lari di bawah guyuran hujan, berkejaran dengan teman masa kecil, lalu saling memercikkan genangan sisa air hujan. Sungguh menyenangkan sekali.
"Kamu tak pernah tahu rasanya merindu itu seperti apa," keluhmu waktu itu.
Ini adalah pertanyaan yang pernah saya ajukan kepada beberapa orang. Teman di kantor sih. Diaduk atau tidak ketika sedang menyantap bubur ayam. Dan ternyata jawaban mereka lebih enak jika menyantap bubur ayam itu diaduk dan bercampur menjadi satu.
Ingat sekali, menjelang Desember 2016 aku diperbaiki. Ditambal sana sini dengan aspal hitam yang bagiku asal asalan. Namun, ada juga yang menggunakaj aspal sedikit bermutu. Aku mulus kembali meskipun tidak seratus persen. Sempat heran, kenapa tiba-tiba aku yang tadinya penuh lubang mendadak ditambal? Padahal sebelumnya ketika sudah banyak jatuh korban, tidak ada yang peduli.
Liburan Tipis-tipis
Horay... sudah ketemu lagi dengan hari libur. Emang hari libur apa? Berapa hari liburnya?
gallery fb bu delly |
“Titibah ...!
Tolongin Dede ... !” teriaknya sambil tangan kanannya melambai meminta tolong. Kupeluk
tubuh kecilnya, meskipun suaranya terdengar memekakkan telingaku. Ya, dia
menangis dalam pelukanku, dalam paksaanku yang tidak mengijinkannya untuk menginap
di rumah seseorang.
"Kamu datang dan pergi sesuka hati seperti sebuah lagu," katamu lirih. Tawamu menambah kesedihan yang hadir seiring ucapanmu.
Mataku menyipit,
menatap tajam kepadanya. Lihatlah, tangan kanannya terulur kepadaku. Mengajak
kenalan.
Mendengar penjelasan
mamang, tubuhku semakin lemas. Aku terisak, mama kakak Rara sudah memelukku,
mencoba menguatkan.
Selasa, 4 Maret
2014 21.30
“Kak Rara,
sudah malam. Ibu pulang ya. Kakak pasti bisa ulangan besok,” kataku menyudahi
belajar dengannya.
Gadis manis
kelas VIII di sebuah SMP Islam ini sedikit cemberut ketika aku ingin pulang. Mengingat
dia merasa belum siap untuk ulangan esok hari. Dua mapel untuk ulangan besok. Nggak
tanggung-tanggung, dua mapel tersebeut satu berhitung dan satu lagi hapalan.
Ada ya metamorfosis panggilan? Bukankah metamorfosis itu istilah yang digunakan dalam IPA? Iya betul, tapi saya ingin menggunakannya dalam menyebut nama panggilan.
Anda ingin menjadi seorang penulis? Ternyata rahasianya hanya ada dua. Masak sih? Nggak percaya? Nih, saya bisikin rahasianya. Saya jiga dapat dari Te Indari Mastuti, CEO Indscript Training Center. Dan, seratus persen rahasia yang beliau bagikan BENAR.
Pengalaman dengan Ojek
Menulis kisah atau pengalaman ketika naik ojek, hmm, membuat saya sedikit berpikir. Mencoba menggali ingatan saya, karena saya termasuk orang yang jarang memggunakan jasa ojek. Ke mana pun saya pergi, biasanya saya lebih senang dengan membawa sendiri kuda besi yang saya miliki. Melaju memecah jalanan aspal menuju ke tempat yang saya inginkan. Tapi, baiklah, saya ingat. Saya pernah menggunakan jasa ojek. Dan ini pengalaman yang membuat saya agak takut memakai jasa ojek. Wah, apa tuh?
Tahun 2012 bulan Desember saya menyempatkan liburan ke Ngawi, salah satu kota tempat tinggal kakak saya yang pertama. Tinggal di sana sekitar satu minggu. Nah, kejadian ini bermula ketika saya pulang menginap dari rumah teman saya di Solo. Pagi sekali saya sudah pamit pulang. Naik bis dari Solo. Untuk turun dari bis, saya masih hapal tempatnya. Nggak tahu namanya, tapi saya ingat. Pokoknya mata saya melihat sisi jalan agar tidak salah turun.
Turun dari bis, saya segera menelepon kakak minta dijemput. Maklum, saya baru dua kali ke tempat kakak ini. Lokasi rumahnya yang jauh dari jalan raya, membuat saya sulit menghapal. Hanya tahu nama desanya. Ternyata kakak sedang tidak di rumah, dan beliau menyarankan kepada saya agar naik ojek dengan petunjuk turun yang harus saya katakan kepada ojek nantinya.
Singkatnya saya paham, dan meluncurlah saya dengan ojek. Saya yang agak susah dalam mengingat jalan, berusaha mengumpulkan ingatan agar tidak tersesat. Namun, ketika akan naik tadi, saya sudah bilang sesuai pesan kakak. Di tengah jalan, kami harus mengambil jalan yang sungguh saya tidak tahu arahnya dan belum pernah saya lewati. Kata si bapak, karena ada hajatan, jadi lewat sini. Ya sudah, saya ngikut. Karena pikir saya, bapak ojek sudah tahu jalan dan alamat yang saya katakan.
Lama saya dibawa muter-muter. Dalam hati kok nggak sampai-sampai. Ada rasa takut karena melewati jalanan sepi. Akhirnya saya beranikan kembali bertanya, "Maaf, Bapak sebenarnya tahu tidak alamat yang saya katakan tadi?"
Apa coba jawaban ojek? Jawabannya membuat saya ingin menangis. "Maaf Bu, sebenarnya saya nggak tahu alamat yang Ibu katakan tadi. "
Aduh, rasanya ingin marah tapi nggak tega. Dalam hati saya menggerutu, kok tadi ngaku tahu to pak, alamat yang saya katakan. Dengan berat hati, saya minta berhenti, saya bayar ojeknya, dan saya menelepon kakak agar dijemput. Sebelumnya saya harus bertanya terlebih dahulu kepada orang yang lewat, posisi saya ada di mana.
Setelah mengatakan posisi saya ada di mana, dijemputlah oleh kakak ipar yang curiga juga, saya kok belum sampai dengan ojek. Saya pun diminta menunggu dan tidak ke mana-mana.
Alhamdulillah, tidak jadi hilang, batin saya. Berhasil pulang ke rumah kakak.
Sejak itu, setiap naik ojek saya akan pastikan dengan benar, tukang ojeknya tahu dengan pasti alamat yang saya minta. Agar tidak terulang kejadian ini lagi.
#KabolMenulis7
#Day-12
Menulis kisah atau pengalaman ketika naik ojek, hmm, membuat saya sedikit berpikir. Mencoba menggali ingatan saya, karena saya termasuk orang yang jarang memggunakan jasa ojek. Ke mana pun saya pergi, biasanya saya lebih senang dengan membawa sendiri kuda besi yang saya miliki. Melaju memecah jalanan aspal menuju ke tempat yang saya inginkan. Tapi, baiklah, saya ingat. Saya pernah menggunakan jasa ojek. Dan ini pengalaman yang membuat saya agak takut memakai jasa ojek. Wah, apa tuh?
Tahun 2012 bulan Desember saya menyempatkan liburan ke Ngawi, salah satu kota tempat tinggal kakak saya yang pertama. Tinggal di sana sekitar satu minggu. Nah, kejadian ini bermula ketika saya pulang menginap dari rumah teman saya di Solo. Pagi sekali saya sudah pamit pulang. Naik bis dari Solo. Untuk turun dari bis, saya masih hapal tempatnya. Nggak tahu namanya, tapi saya ingat. Pokoknya mata saya melihat sisi jalan agar tidak salah turun.
Turun dari bis, saya segera menelepon kakak minta dijemput. Maklum, saya baru dua kali ke tempat kakak ini. Lokasi rumahnya yang jauh dari jalan raya, membuat saya sulit menghapal. Hanya tahu nama desanya. Ternyata kakak sedang tidak di rumah, dan beliau menyarankan kepada saya agar naik ojek dengan petunjuk turun yang harus saya katakan kepada ojek nantinya.
Singkatnya saya paham, dan meluncurlah saya dengan ojek. Saya yang agak susah dalam mengingat jalan, berusaha mengumpulkan ingatan agar tidak tersesat. Namun, ketika akan naik tadi, saya sudah bilang sesuai pesan kakak. Di tengah jalan, kami harus mengambil jalan yang sungguh saya tidak tahu arahnya dan belum pernah saya lewati. Kata si bapak, karena ada hajatan, jadi lewat sini. Ya sudah, saya ngikut. Karena pikir saya, bapak ojek sudah tahu jalan dan alamat yang saya katakan.
Lama saya dibawa muter-muter. Dalam hati kok nggak sampai-sampai. Ada rasa takut karena melewati jalanan sepi. Akhirnya saya beranikan kembali bertanya, "Maaf, Bapak sebenarnya tahu tidak alamat yang saya katakan tadi?"
Apa coba jawaban ojek? Jawabannya membuat saya ingin menangis. "Maaf Bu, sebenarnya saya nggak tahu alamat yang Ibu katakan tadi. "
Aduh, rasanya ingin marah tapi nggak tega. Dalam hati saya menggerutu, kok tadi ngaku tahu to pak, alamat yang saya katakan. Dengan berat hati, saya minta berhenti, saya bayar ojeknya, dan saya menelepon kakak agar dijemput. Sebelumnya saya harus bertanya terlebih dahulu kepada orang yang lewat, posisi saya ada di mana.
Setelah mengatakan posisi saya ada di mana, dijemputlah oleh kakak ipar yang curiga juga, saya kok belum sampai dengan ojek. Saya pun diminta menunggu dan tidak ke mana-mana.
Alhamdulillah, tidak jadi hilang, batin saya. Berhasil pulang ke rumah kakak.
Sejak itu, setiap naik ojek saya akan pastikan dengan benar, tukang ojeknya tahu dengan pasti alamat yang saya minta. Agar tidak terulang kejadian ini lagi.
#KabolMenulis7
#Day-12
Mama Daring
About Author
PENULIS & BLOGGER
Hallo, Saya adalah muslimah penyuka kucing, senang traveling meski belum berkunjung ke banyak tempat, senang kuliner walau hanya makanan tertentu, membaca berbagai jenis buku, menulis cerita anak, dan berpetualang ke negeri dongeng untuk menciptakan berbagai keajaiban dalam ke dunia anak-anak yang sedang saya tekuni. Hubungi saya via email : lestarilisa8@gmail.comFeatured Post
Popular Posts
-
Review Scarlett: Brightening Facial Wash, Brightly Essence Toner, dan Brightly Ever After Serum Ngaku, nih? Siapa yang suka banget coba-cob...
-
Eh, siapa sih yang nggak ingin tampilan blognya menjadi cantik dan enak dilihat? Semuanya pasti akan menjawab mau dong! Nggak ada yang pe...
-
Karakter shio babi dengan shio lainnya tentu saja berbeda. Karena beberapa shio dianggap memiliki pengertian berbeda. Apakah Anda sud...
-
Hanya tinggal menyisakan kurang dari dua bulan saja, kita semua akan menyambut tahun 2020. Tentu berbagai harapan dilontarkan dan pe...
-
Kanker payudara adalah momok bagi wanita, karena jarang diketahui gejalanya dari luar. Ketika Anda merasakan sesuatu yang kurang beres...
Buku Terbit
Blog Archive
-
►
2024
(1)
- ► September 2024 (1)
-
►
2023
(4)
- ► April 2023 (1)
- ► March 2023 (1)
- ► February 2023 (1)
-
►
2022
(14)
- ► September 2022 (2)
- ► August 2022 (3)
- ► April 2022 (2)
- ► March 2022 (2)
- ► February 2022 (2)
-
►
2021
(32)
- ► December 2021 (5)
- ► November 2021 (2)
- ► October 2021 (5)
- ► September 2021 (4)
- ► August 2021 (1)
- ► April 2021 (3)
- ► March 2021 (1)
- ► February 2021 (3)
- ► January 2021 (2)
-
►
2020
(39)
- ► December 2020 (4)
- ► November 2020 (1)
- ► October 2020 (2)
- ► September 2020 (3)
- ► August 2020 (3)
- ► April 2020 (1)
- ► March 2020 (5)
- ► February 2020 (3)
- ► January 2020 (2)
-
►
2019
(78)
- ► December 2019 (2)
- ► November 2019 (3)
- ► October 2019 (4)
- ► September 2019 (3)
- ► August 2019 (6)
- ► April 2019 (6)
- ► February 2019 (9)
- ► January 2019 (12)
-
►
2018
(49)
- ► December 2018 (1)
- ► November 2018 (1)
- ► October 2018 (8)
- ► September 2018 (10)
- ► August 2018 (2)
- ► April 2018 (3)
- ► March 2018 (6)
- ► February 2018 (3)
- ► January 2018 (10)
-
▼
2017
(116)
- ► December 2017 (4)
- ► November 2017 (1)
- ► October 2017 (21)
- ► September 2017 (8)
- ► August 2017 (3)
- ► April 2017 (11)
-
▼
March 2017
(28)
- Tak Bisa
- Serunya Bersama El
- Sedikit Berbeda
- Surat Cinta
- Lupa
- Tanpa Lilin
- Jadwal Rutin
- Cemburu
- Rasanya Beda
- Manajemen Kata dan Hati
- Alasan Menulis
- Demo, Lagi?
- Berhujan Ria
- Kamu
- Diaduk atau tidak?
- Ibu Pejabat, Datanglah Kembali!
- Satu Kata
- Mantan
- Liburan Tipis-tipis
- Titibah dan Bu Delly
- Sesuka Hati
- Tentang Daring
- Momo
- Ketika di Titik Terendah part 2
- Ketika di Titik Terendah part 1
- Metamorfosis Panggilan
- Rahasia Menjadi Penulis
- Pengalaman Naik Ojek
- ► February 2017 (11)
- ► January 2017 (12)
-
►
2016
(198)
- ► December 2016 (12)
- ► November 2016 (24)
- ► October 2016 (31)
- ► September 2016 (29)
- ► August 2016 (6)
- ► April 2016 (21)
- ► March 2016 (26)
- ► February 2016 (4)
Total Pageviews
Komunitas
Categories
- Blog Competition 10
- Cermin 6
- Cerpen 128
- Curhat 29
- Flash Fiction 2
- Lebih Dekat 2
- ODOP Estrilook 7
- Parenting 30
- Puisi 29
- Satu Hari Satu Karya IIDN 5
- Serba-serbi Cerita Anak 13
- SETIP Estrilook 3
- Tantangan 3