Sebelumnya baca ini ya. Alat bantu yang
kedua.
Ada kah yang pernah membaca sebuah cerita di mana tokoh cerita bermimpi? Lalu, sang tokoh akan mengalami konflik di dalam mimpinya. Seolah-olah cerita itu nyata terjadi ya.
|
dokumen pribadi |
Ada yang pernah bosan dengan makan siang yang biasa-biasa saja? Atau ingin menikmati makan dengan view yang menarik?
|
pixabay.com |
Ketika ide cerita sudah dikekep, alur sudah dibuat, ending sudah ditentukan, apakah pernah terpikir untuk menyiapkan alat bantu dalam mengembangkan narasi? Maksudnya? Kudu pake tongkat ajaib ala Nirmala gitu? Atau ngaduk-aduk kantong ajaib milik Doraemon untuk memilih alat bantu tersebut?
Judul Buku: Cerita dari Desa Kurcaci
Penulis: Fery Lorena Yanni
Penerbit: Tiga Ananda
Tahun Terbit: Juli 2015
Jumlah Halaman: 64 ; 24 cm
ISBN: 978-602-366-052-0
Siapa sih, yang menolak jika dibacakan tentang kisah dari negeri dongeng? Terutama dengan tokoh kurcaci. Pasti anak-anak akan senang sekali mendengarnya.
Siapa yang suka menikmati masakan daun pepaya atau bunga pepaya? Baik itu dioseng, diurap, atau dibuat masakan lainnya.
Di bawah ini adalah contoh cerita anak yang belum pas. Tapi saya belum ada niat buat merombaknya. Simpan sini saja dulu ya.
|
mainananakonline.com |
Tuan Wilson sedang sibuk
memperbaiki sebuah pintu rumah milik Nyonya Vio menggunakan perkakasnya. Ada Toto,
si obeng berbentuk pipih yang sedang melakukan tugasnya mengencangkan sebuah
baut. Sedangkan Titi, obeng berbentuk bunga berada di dalam kotak perkakas. Gio,
sebuah tang juga terlihat sibuk bersama Toto.
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan
teknologi telah mengubah penggunaan tenaga manusia dan hewan dengan tenaga
mesin. Hal ini ditandai dengan ditemukannya mesin uap di abad 18. Saat itu lah
terjadi revolusi industri yang ditandai dengan naiknya pendapatan perkapita
penduduk di dunia meningkat hingga enam kali lipat.
Setelah kemarin
Menangkap Ide, saatnya nih mulai mengembangkannya. Belum menjadi cerita utuh ya. Kita kembangkan dulu seperti ringkasannya dulu. Ingat kan, kalau cerita anak itu sederhana sekali. Nggak perlu ribet dengan banyak konflik atau tokoh. Pokoknya paling gampil deh! Hehehe... Yuk, kita mulai!
Satu ... dua ... tiga ... mulai....
Ide, di mana sih kamu? Lagi nunggu ide datang, nih! Belum ada ide, jadi belum bisa nulis.