Yuk, Tangkap Idemu Dengan Jaring yang Rapat



Ide, di mana sih kamu? Lagi nunggu ide datang, nih! Belum ada ide, jadi belum bisa nulis.

Dan akan banyak lagi alasan yang muncul ketika diminta untuk menulis. Eh, ini saya loh ya. Saya juga bukan golongan pejuang DL, yang idenya selalu datang saat jam di dinding sudah mepet sekali dengan batas pengumpulan. Kalau benar-benar ide itu tidak menghampiri saya dengan mulus, maka saya akan memilih membaca. Meskipun banyak ahli menulis yang mengatakan ide itu dicari, bukan ditunggu.

Betul juga sih, enggak salah. Namun, entahlah. Saya pribadi terkadang 'susah' menangkap ide lalu mengembangkannya dengan baik. Ibarat menerbangkan pesawat, saya ini belum ahli banget. Bisa terbang tapi nggak mulus saat di udara atau bahkan ketika mendarat. Nah, lo, bisa bahaya kan? Apa hubungannya ya? Hehehe... Balik ke ide ya.

Sudah setahun ini saya fokus pada penulisan cerita anak. Tentunya di awal-awal serius dengan cernak, saya sangat kesulitan dalam menangkap ide ini. Alhamdulillah setelah belajar dari berbagai perguruan tentang dunia cernak, ide menulis cerita anak ini ternyata sungguh banyak sekali. Saking banyaknya malah terkadang saya lieur sendiri. Bingung mau pilih mengembangkannya menjadi apa. Mau dalam bentuk cerita realis, fabel, ataukah tokoh khayalan kesukaan saya. (Hihihi..ide sudah dapat lah kok bingung ya nangkepnya)

Kalau sudah begini dan begitu, akhirnya saya pilih semedi dulu. Yang pasti ide tersebut sudah saya tangkap. Urusan dikembangkan jadi apa, tunggu ide lagi. (Lha, kok nunggu ide lagi ki piye to) Hehehe..ampun dah ah!

Baiklah, saya bagikan secara bertahap ya tentang tangkap ide ini. Radar di kepala selalu saya setel ON agar tidak ada ide sekecil apapun yang bakal terlewat.

• Biasanya saya akan mengamati tingkah anak-anak di kelas. Misalkan, saya punya murid yang hampir tidak memgumpulkan tugas dengan tepat waktu. Ini bisa jadi ide menarik. Atau perbincangan anak-anak yang sedang bercerita ketika istirahat. Apa yang dibicarakan suka saya tangkap. Seperti pernah suatu hari saya menangkap cerita kalau teman mereka ada yang tidak mau sekolah hanya karena uang jajannya kecil. Ini ide yang sudah luar biasa. Ide tersebut akan saya tulis di buku saku. Tinggal nanti menambahkan konflik, ending, dan alur. 

• Ide juga biasanya muncul dari celetukan anak saya di rumah. Baik Mbak Hawa atau dari El. Kalau sudah begitu, saya tidak akan menyia-nyiakan ide tersebut. Ide apa misalnya? Ide mereka yang suka rebutan mainan atau El yang selalu menyukai mobil polisi. Bahkan saat Mbak Hawa potong rambut dan ternyata hasilnya kurang dia sukai, bisa menjadi ide cerita saya dalam judul "Gaya Rambut Leo". Meskipun tokohnya saya ganti menjadi hewan. Dan alhamdulillah terpilih menjadi juara 2 dalam event Fiksi Mini Dunia Anak yang diadakan Jejak Publisher. Atau ketika mereka sedang menonton film kartun kesayangan mereka. Ide juga bisa datang dari film kartun tersebut. Sekali lagi, ide itu saya ikat dalam buku saku yang selalu ada di dalam tas saya.

• Saya juga suka menangkap ide dari hewan peliharaan di rumah. Tingkah mereka yang terkadang ingin menang sendiri saat makanan dibagi, salah satu dari mereka yang suka bermanja-manja, atau tentang salah satu dari mereka yang suka pilih-pilih makanan. Ide dari dunia hewan tidak selalu dikembangkan menjadi fabel ya. Bisa menjadi cerita realis atau tokoh lainnya.

• Mengamati tetangga sekitar. Ah, ini kan ide buat cernak, masa iya mengamati tokoh dewasa. Eh, bisa loh. Kita ambil karakter tetap anak-anak hanya saja konfliknya bisa kita ambil dari keseharian tetangga kita. Contohnya gini nih. Misalkan kita memiliki tetangga yang tidak pernah mau berkumpul dengan tetangga lainnya. Ini juga akan jadi ide yang sangat menarik jika dikembangkan menjadi cernak.

• Amati jalan raya, siapa tahu saat dalam perjalanan ide itu sebetulnya sedang menunggumu untuk ditangkap. Tentang kendaraan yang dijumpai juga bisa menjadi ide unik untuk dikembangkan menjadi tokoh Dongeng Kontemporer. Bisa juga loh, mencoba ide ini. Tuliskan beberapa kata berbeda dalam kertas. Satu kata satu kertas. Misalkan kata untuk nama tokoh, kata kerja, kata keterangan. Lalu gulung kertas tersebut seperti arisan. Kita bisa mengambilnya secara acak kemudian menyusunnya menjadi kalimat. Ini ide yang disampaikan oleh penulis Arleen. Saya belum mencobanya. Sepertinya menarik ya.

Nah, banyak hal yang bisa kita tangkap sebagai ide. Jika ide sudah ditangkap, segera ikat dengan cara ditulis terlebih dahulu di buku atau HP kita. Suatu saat tinggal tambahi dengan konflik, alur, dan tentukan endingnya. (Tunggu besok ya, pembahasan ini). Satu lagi, perbanyak membaca untuk memperkaya ide yang akan kita tangkap. Setelah itu tinggal lakukan rumus 3M. Menulis, menulis, dan menulis! 

#edisingeblog
#berbagicerita
#duniaanak
#ceritaanak
#penulisceritaanak

Share:

18 komentar

  1. Betul Mba, ide klo ga dijaring dgn rapat suka pada kabur lagi 😆

    ReplyDelete
  2. Hiks makjleb banget sih ini ya jaringnya. Aku tuh suka nangkap ide, aku kekepin. Tapi abis itu aku gak tahu si ide mau aku apain. Mau dibakar gak tahu gimana cara mbakarnya, mau digoreng bingung nyiapin bumbu-bumbunya. Ya udah dikekepin aja terus deh jadinya.

    ReplyDelete
  3. wah, keren tips dan contoh-contohnya dalam menangkap ide. patut dicontoh....

    ReplyDelete
  4. Makasih Mbak buat tips-tipsnya..

    Saya lagi mood swing sama dunia perfiksian. Banyak ide tapi bingung eksekusinya 😭

    ReplyDelete
    Replies
    1. Duh, sungke sama suhu nih. mbak sab pastinya lebih mudah tangkap ide

      Delete
  5. Kadang lalau sudah di dapat, malas memerangkap 😂😂

    ReplyDelete
  6. Aku juga suka kesulitan nemu ide nih wkwkw


    But, i think klo lagi badmood aja ide ada, pas mood bener ide ilang. Nggak bisa diajak kompromi gitu idenya wkwk

    ReplyDelete
  7. Mantap mbak Lisa. Ide bagus dan cara jitu untuk menjaring ide. Hari ini saya siap mencobanya..

    ReplyDelete