Mencatat Kebaikan Anak


Mama minum!" kata El dengan sedikit cadel sambil menyodorkan cangkir berisi air beningm kepada saya yang sedang asyik di depan laptop.


Dengan tersenyum, saya terima cangkirnya dan meminum sesuai permintaannya. Kemudian saya ucapkan terima kasih dan disambut tertawa kecil dari El. Kalau nggak, bisa batal perjanjian yang talah saya dan El sepakati. Perjanjian apa tuh?

Sebelum saya berhadapan dengan laptop, saya membuat perjanjian dengan El. Saya katakan kepadanya kalau saya minta waktunya untuk membiarkan saya menyelesaikan tulisan yang sedikit lagi menuju DL. Dan El setuju. Dia membiarkan saya asyik di depan laptop sedangkan dia bermain dengan mainannya. Antengkah? Alhamdulillah bertahan anteng selama tiga puluh menit.

Tawaran El dengan menawarkan secangkir air bening kepada saga merupakan kebaikan yang telah dilakukannya. Tentu saja saya sangat senang. Kebaikan kecil ini akan saya sampaikan menjelang El tidur. Menceritakan kebaikannya dalam satu hari bersama saya. Tak lupa saya sematkan ucapan terima kasih karena sudah bersama saya dari bangun tidur hingga tidur lagi.

Perlukah mencatat kebaikan anak? Menurut saya perlu sekali. Karena dengan mencatat kebaikannya, akan membuat kita lebih banyak bersyukur. Hal ini juga akan mengabaikan beberapa keburukan yang biasanya cenderung mudah kita ingat.

Apakah usia batita bisa melakukan kebaikan? Bisa dong. Coba diingat-ingat. Dalam sehari pasti si kecil pernah melakukab kebaikan. Tidak harus kebaikan yang besar dengan versi orang dewasa ya. Namun, kebaikan kecil yang sudah dilakukannya itu merupakab harta kebaikan. Membuat kita bisa tersenyum, mau duduk dengan anteng ketika kita ajak bepergian, menghabiskan makanannya, tidak rewel ketika kita sedang memasak, atau banyak lagi kebaikan si kecil yang terkadang kita abaikan.

Mari kita mencatat kebaikan si kecil dan menceritakannya menjelang tidur malamnya, agar dia mengingat untuk selalu berbuat baik.

#Selfreminder

Share:

2 komentar