Mengenalkan 7 Larangan di Dunia Digital Kepada Anak


Suatu waktu, saat berkumpul dengan beberapa rekan guru, keluarlah sesi curcol ala guru di antara kami.


“Suka gemes, deh, kalau lihat postingan murid sendiri di sosmed yang enggak banget!” keluh salah seorang rekan guru.
“Anak SD, Bu?” timpal saya yang mulai sedikit kepo.
“Iya, masih kelas 6 SD, tapi statusnya bikin gerah gurnya.”
“Ditegur nggak kalau begitu?” tanya rekan yang lain.
“Tegurlah!”
“Emang apa sih, statusnya?” tanya saya yang tingkat kekepoannya sudah makin tinggi. Hehehe...

Berceritalah guru tersebut tentang tingkah anaknya yang masih kelas 6 SD. Mereka menuliskan hal yang seharusnya tidak pantas dan layak buat diposting. Bersyukurlah saya, tidak menerima pertemanan anak-anak yang memiliki sosmed dengan memberikan alasan yang mudah mereka pahami.

Berlatarbelakang kejadian tersebut, akhirnya saya merasa memiliki PR untuk menjelaskan kepada anak-anak di kelas bagaimana harusnya bersosial media. Walaupun, tidak semua anak yang berada di kelas memunyai gawai pintar. Hanya beberapa saja sih, yang tentu saja ortunya cukup berada.

Apa saja sih, yang saya katakan kepada anak-anak tentang larangan di dunia digital?

Pertama kali saya katakan kepada anak-anak di kelas, bahwa apa yang mereka posting di akun sosial medianya sudah pasti bisa dilihat oleh orang lain di seluruh dunia. Bukan hanya teman-temannya sendiri, untuk itu lah mereka tidak boleh sembarangan memosting hal-hal yang tidak baik.

Ini lah 7 larangan di dunia digital yang saya jelaskan kepada anak-anak agar mereka bijak mengelola sosial medianya:
 1.  Alamat Rumah
Saya katakan kepada anak-anak agar tidak memosting alamat rumahnya dengan sangat jelas. Cukup berikan kota tempat tinggalnya saja, karena alamat rumah ini bisa dilihat oleh semua orang. Saya mengingatkan juga agar memberikan alamat rumah kepada orang yang sudah dikenal saja oleh mereka.
 2.  Kata Kunci
Hampir semua akun di dunia maya selalu meminta kata kunci. Saya menjelaskan kepada anak-anak untuk menyimpan kata kunci hanya untuk dirinya sendiri, tidak boleh dibocorkan kepada orang lain nanti bisa dibajak oleh orang yang tidak bertanggungjawab.
3. Kebencian dan Keluhan
Namanya anak-anak, mereka pasti mengalami perasaan kesal dan maunya mengatakan kepada siapa saja. Apalagi jika sudah memiliki akun sosial media. Saya meminta kepada anak-anak untuk memikirkan lagi, apakah perlu dan ada gunanya jika membagi keluhan atau rasa benci kepada temannya melalui sosial media. Karena keluhan atau perasaan tidak suka yang diungkapkan bisa jadi membawa permusuhan yang tidak akan selesai. Lebih baik tidak menuliskan kebencian dan keluhan. Saya juga menjelaskan andai salah satu dari mereka kesal dengan gurunya lantas menuliskannya di akunnya, dan dibaca oleh guru tersebut, bisa mambuatnya malu.  
4. Pamer Uang dan Kekayaan
Nah, ini nih yang agak rawan. Saya menjelaskannya dengan bercerita dan mengaitkannya pada berita-berita yang memang terjadi di sekitar mereka, sehingga mereka juga paham. Saya juga mengatakan kalau di sekitar mereka itu tidak semuanya memiliki kekayaan yang sama, pamer hanya akan membuat orang yang tidak memiliki menjadi iri dan bisa menimbulkan kejahatan.
5. Kegiatan di Kamar Mandi
Apa yang dicurcolkan oleh rekan guru salah satunya adalah ini. Sebisa mungkin saya menjelaskan kepada anak-anak bahwa apa pun yang dilakukan di kamar mandi hendaknya tidak perlu dibagikan, karena ini merupakan rahasia. Pasti akan memalukan jika sampai diketahui oleh orang lain.
6. Surat Penting
Saya mencontohkan yang termasuk surat penting itu adalah akte kelahiran, ijazah, atau buku tabungan yang mereka punya. Surat-surat tersebut tidak perlu diposting di akun mereka. Karena tidak akan menguntungkan dan memberi manfaat bagi yang melihat akun mereka.
7. Berita yang Belum Tentu Benar
Saya menceritakan kepada anak-anak bahwa di luar sana banyak sekali berita yang belum tentu benar atau sering disebut hoax. Saya tetap mengajak anak-anak untuk cerdas sebagai pembaca dan cerdas saat menuliskan status di akunnya. Tidak asal copas status lalu menyebarkan tanpa mengecek terlebih dahulu kebenaran dari berita tersebut.

Nah, di atas tadi adalah 7 hal penting di dunia digital yang saya uraikan kepada anak-anak di kelas, agar mereka nantinya menjadi pengguna digital yang tidak asal menggunakan media sosialnya.




Share:

3 komentar