Diam yang (Bukan) Emas part 2

"Mas, tolong jangan  dibaca doang WA dariku. WA ku perlu juga balasan darimu. Bukan koran tauk!" pesan dari WA mu setiap aku tak membalas WA yang kau kirimkan kepadaku. Bahkan tak jarang pesan berikutnya adalah pesan yang isinya merajuk karena aku juga hanya membacanya, tanpa membalasnya. Tak pernah ia lelah mengirimkan pesan melalui WA meskipun ia tahu aku hanya membacanya.


Sedih sebenarnya. Aku masih tenggelam dalam duniaku. Ia hanya menjadi korbanku. Entahlah, aku juga masih belum ingin menyudahi kebisuan ini. Hanya sesekali aku tanyakan kabarmu. Jawabanmu yang terkadang membuatku sedih.

"Aku sakit aja ya, biar Mas membalas WA dariku. Kalau aku sehat, Mas hanya membacanya, tanpa ingin membasnya." Itu balasan pesan WA darimu yang membuatku ingin menangis. Rasanya ingin segera berlari memeluknya. Mengusir segala gundahnya. Agar ia tahu, aku tak seperti tuduhan dalam WA nya.

"Mas bohong! Mas tak pernah merindukanku. Buktinya Mas betah nggak berkirim kabar padaku. Mas betah berlama-lama tanpaku."
Mas merindukanmu, De. Kalau sudah begini jawabannya, hatiku semakin teriris. Siapa yang tidak merindukannya? Gadis mungil dengan wajah imutnya. Tak pernah kehabisan cerita. Tawanya selalu lepas. Tak pernah betah jika marah denganku. Semarah apapun ia, hanya sebentar. Ia yang selalu meramaikan hidupku. Tanpa ceritanya, ya, sepi sekali akhir-akhir ini.

Berbagai musibah menimpaku. Membuatku semakin terpuruk dan tak ingin melibatkannya. Aku hanya butuh waktu ketika keadaan itu terjadi. Waktu yang aku sendiri tidak tahu sampai kapan. Aku masih tenggelam dalam duniaku, dunia kebisuan yang kuciptakan. Dunia yang aku yakin membuatnya bersedih empat bulan terakhir ini.

Ah, tarikan nafasku terasa berat. Aku harus berbuat sesuatu agar tak menambah kesedihannya. Tak boleh hal ini berlarut lebih lama lagi.  Harus diselesaikan. Agar ia tak bersedih lagi.

Aku tersenyum. Ada kelegaan yang muncul. Akan kubalas pesan-pesan yang ia kirimkan. Tak akan kubaca saja seperti koran. Sungguh, aku ingin duniaku ramai kembali. Ramai dengan ceritanya. Maafkan aku, De. Aku tak akan membuatmu bersedih lagi, janjiku dalam hati.

#OneDayOnePost
Minggu ke-5 bulan Maret

Share:

10 komentar