Rahasia Dibalik Sepatu
www.lazada.com |
Tubuhnya menghembuskan napas lega. Berhasil mendarat dengan
sempurna dan berkumpul dengan yang lain. Berada di atas sebuat tempat yang
dibuat bersusun, memanjang. Berpasangan saling berpegang tangan, agar tidak
tertukar dengan lainnya. Jika beruntung, akan menempati bagian atas. Kalau sudah
penuh, terpaksa ada di bagian bawah. Bahkan bisa saja terpisah dengan
pasangannya karena tidak muat. Dan itu sungguh menyedihkan. Karena akan
terdengar suara sombong yang meledek sepanjang hari.
Deretan paling atas ditempati oleh pasangan yang selalu rajin
datang terlebih dahulu. Warnanya sudah memudar dari aslinya. Namun, masih
memperlihatkan kebersihan. Selalu tercium wangi, walaupun tidak setiap hari ia
dicuci. Dia biasa disebut si Wangi.
Disusul oleh pasangan yang terlihat paling bagus dibandingkan
lainnya. Berwarna hitam dengan pita kecil menghias bagian atas. Kulitnya sungguh
mengkilap. Ia lah yang bersuara sombong. Merasa paling bagus dari yang lain. Mereka
biasa memanggil si Sombong.
Bejejer lagi pasangan yang lain, tidak baru juga. Bahkan merupakan
pasangan yang sudah empat tahun menempati bagian ini. Bersih, tapi sepertinya
tubuhnya mulai mengecil. Si Bersih julukan yang diberikannya.
Satu lagi pasangan yang berbeda. Jika dia datang, semua akan
menyingkir dan menutup hidung. Meskipun belum usang, tetapi badannya jarang
tersentuh oleh air. Sehingga mengeluarkan bau yang kurang sedap. Sebenarnya ia
tahu kalau tubuhnya bau. Tetapi ia tidak tahu bagaimana mengatasinya. Karena ia
bau, maka dipanggil si Bau. Ia hanya akan berdiam diri ketika semua pasangan asyik
berbincang seperti pagi ini.
“Lihatlah si Bau. Masih saja belum mandi. Aku tak mau mendekat
kepadanya.” Sombong berkata sambil menutup hidungnya.
“Iya, padahal kemarin hari Minggu. Kenapa ia tidak dimandikan ya?”
Suara yang lainnya menimpali.
Suasana mulai terlihat gaduh. Dengungan suara menimpali pernyataan
yang terlontar dari Sombong. Suara gaduh terdengar reda, manakala si Wangi
bersuara. “Sudahlah, mungkin di tempat ia susah air. Sehingga ia tidak
dimandikan ketika hari Minggu tiba.”
Bau menundukkan kepala merasa bersalah. Sejak kedatanganya di
tempat ini setiap hari Senin hingga Sabtu, hanya ia yang berbau. Yang lainnya
tidak.
“Maafkan aku. Aku memang tidak pernah dimandikan,” katanya pelan.
“Apakah pemilikmu tidak pernah memakai kaos kaki?” tanya si Bersih.
“Atau justru pemilikmu tidak memakai kaos kaki ketika berangkat
sekolah dan menggunakanmu?” tanya si Wangi menambahkan.
Bersambung...
#OneDayOnePost
Tags:
Cerpen
4 komentar
Keren Mb lis
ReplyDeleteCocok banget buat cerita anak...
ReplyDeleteKasian ðŸ˜ðŸ˜
ReplyDeleteSuwe ora nginceng blogmu Lis.
ReplyDeleteKonsisten dengan gaya tulisan ngene iki.
Ojok coba2 liyane pokoke ...
Keren