Kotak Bekal untuk Teman (bagian 2)

Mama kembali duduk berjongkok sejajar dengan tinggi Bulan. Memeluk Bulan untuk membuatnya tenang. Diusap dengan lembut air matanya. Mama mencium pipi Bulan. 

"Ada yang Bulan ingin ceritakan ke Mama tentang Mila?" Mama bertanya lembut. Mengusap punggungnya, memberikan ketenangan kepada putrinya. Mama mengajaknya duduk.

Bulan terdiam. Bibirnya menutup rapat. Dua tangannya terkepal. Jari-jari tangannya sibuk dia gerakkan. Matanya menunduk menatap lantai. Seperti ada yang dipikirkan.

Kembali Mama menyentuh tangan Bulan.

"Sayang, siapa Mila?" lembut suara Mama bertanya.

"Temanku," jawab Bulan setelah lama terdiam.

"Mama kok baru dengar namanya. Bulan tidak pernah menceritakan ke Mama." Kata Mama melanjutkan. Bulan sudah mulai menatap wajah Mamanya. Tak ada kemarahan di wajah Mama. Ini membuat Bulan merasa nyaman bercerita.

"Mila pindahan dari Jakarta, Ma. Dia artis kecil." Bulan menghela nafas sebelum melanjutkan ceritanya.

"Aku ingin dekat dengan Mila, Ma. Untuk itu aku harus baik dengannya."

Mama masih mendengarkan kelanjutan cerita Bulan. Bulan kembali diam. Mengatur duduknya. Memandang Mama. Mencari ketenangan dari Mama. 

"Kalau aku bawakan makanan buat Mila, aku pasti akan jadi teman dekatnya. Kan enak, Ma, bisa punya teman dekat artis." Terdengar nafas lega dari Bulan. Alasan yang membuatnya membawa bekal lebih banyak, sudah dia katakan ke Mama. 

"Mama marah ke aku?" Bulan bertanya.

Mama tersenyum. 
"Tidak, Sayang. Mama tidak marah."

"Berarti hari ini aku bawa bekalnya tambahin, ya, Ma," rengek Bulan.

Mama tersenyum. 
"Sayang, jika ingin dekat dengan teman bukan harus membawakan makanan setiap hari."

"Maksud, Mama?" tanya Bulan.

"Jika ingin dekat dengan temanmu, jadilah teman yang baik. Kalau Mila anak yang baik, tanpa Bulan bawain makanan Mila akan tetap berteman dengan Bulan." Jelas Mama.

"Kalau Mila tidak mau berteman denganku, Ma?" ada ragu dan takut dalam pertanyaan Bulan.

"Berarti Mila bukan teman yang baik. Dia hanya berteman karena makanan Bulan."

"Bulan masih bisa berteman dengan yang lain. Teman Bulan banyak kan?" Lanjut Mama.

Bulan tersenyum. Dia mengerti sekarang. Ingin menjadi teman Mila tak harus memberikan selalu makanan kepadanya. Dipeluknya Mama. 

"Ayo, Mama antar kamu ke sekolah pake motor. Nanti Bulan terlambat." Mama menggandeng tangan Bulan. Tas Bulan juga dibawa oleh Mama. Sambil bernyanyi kecil Bulan melangkah bersama Mama. 

Tamat.

#OneDayOnePost

Share:

10 komentar