Bantu Mama, Yuk!


Hari ini, Dila rajin sekali bantu Mama. Menyapu lantai depan, merapikan sepatu di rak sepatu, dan menyiram tanaman di pot bunga. Selesai membantu, Dila mendekati Mama. 
"Ma, aku anak hebat, dong! Hari ini bantu Mama," kata Dila bangga. 

Mama tersenyum. "Iya, dong, anak Mama memang hebat. Rajin bantu Mama."

Dila tersenyum begitu Mama menyebutnya rajin. Mama juga memberikan ciuman di pipi sebagai ucapan terima kasih. 

"Terima kasih, ya, sudah bantu Mama."

Ketika Ayah pulang, Dila menghampiri Ayah dan berkata, "Ayah, hari ini Dila rajin dong!"

"Oh, ya. Dila ngapain hari ini?"

"Dila bantu Mama rapi-rapi, dong!" Jawab Dila dengan bangga. 

Mama tersenyum menanggapi perkataan Dila. 

"Iya, Yah, Dila hari ini hebat. Bantu Mama."

"Gitu dong!" sahut Ayah. 

Dila kembali tersenyum. Sekarang Dila berjalan ke arah kakaknya yang sedang belajar. 

"Kak Doni sudah bantu Mama belum hari ini?"

Doni melihat adiknya. "Emang Adik bantu apan?"

"Lihat saja rak sepatu. Tadi Dila yang rapiin."

Doni mengacungkan jempolnya. Dila yang baru kelas dua SD sedang berbangga hati menunjukkan kebaikannya hari ini. 

"Ma, karena Dila sudah bantu Mama hari ini, boleh ya, aku minta es krim," pinta Dila kepada Mama. 

"Iya, boleh," jawab Mama.

"Asyik!" Dila bersorak gembira. 

***

Esok harinya, Dila kembali merapikan sepatu di rak sepatu, menyiram bunga di pot, dan menyapu lantai depan. Ketika Ayah pulang, Dila kembali membanggakan hasil pekerjaannya. Ayah mengacungkan jempolnya seperti yang dilakukan Kak Doni. 

Setelah mendapat pujian dari Ayah dan Kak Doni, Dila kembali meminta upah es krim kepada Mama.

"Kok minta es krim lagi. Kan kemarin sudah?" tanya Mama heran.

Dila mulai merajuk. "Kan aku sudah bantu Mama. Jadi, aku boleh minta es krim."

"Yeay, masa bantuin Mamanya pake upah, sih, Dik!" kata Kak Doni.

Dila makin merajuk. Mata Dila mulai berkaca-kaca.

"Kalau nggak dibeliin es krim, aku nggak mau bantuin Mama lagi!" Ancam Dila.  

"Lho, kok, ada upahnya bantuin Mama."

"Kan aku juga capek sudah bantuin!"

"Harus pake upah nih, agar mau bantu Mama?"

Dila mengangguk. 

"Kalau upahnya diberikan setiap hari Minggu dengan membeli buku cerita baru, bagaimana?" tawar Mama. 

Dila terdiam, sepertinya dia berpikir. Tak lama kemudian, "Oke, Ma! Aku setuju. Dua buku ya?"

Mama menyetujui permintaan Dila. 

***



Share:

0 komentar