Cerita Misteri atau Cerita Detektif?


Siapa yang suka dengan cerita misteri atau cerita detektif? Ala-ala cerita Detektif Conan gitu. Kalau Detektif Conan, sudah jelas jika itu merupakan cerita Detektif. Ada juga lho cerita anak tapi bukan cerita detektif. Hanya mencari ending dari sebuah teka-teki atau misteri. Di dalam cerita tersebut tidak mencari pelaku atau tokoh yang meyebabkan cerita misteri atau masalah terjadi.


Hmm ... apakah ada perbedaan antara cerita misteri dengan detektif?
Yes, berbeda sekali. Meskipun sama-sama mengandung unsur cerita yang membuat orang bertanya-tanya, keduanya memiliki perbedaan. Yuk, sedikit akan saya kupas mengenai kedua cerita ini!

Cerita Misteri dan Detektif dalam cerita anak, tentu saja menggunakan tokoh anak-anak. Memasukkan sesuatu hal yang membuat orang penasaran, memang tujuan dalam pembuatan cerita ini. Namun, sebelum menulisnya, kita bedakan keduanya.

1.      Cerita Misteri
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “Misteri” memiliki arti sesuatu yang masih belum jelas (masih menjadi teka-teki; masih belum terbuka rahasianya).
Jika dikaitkan dengan menulis cerita misteri, berarti penulis menulis sebuah cerita yang mengandung sesuatu yang belum jelas atau masih menjadi teka-teki.

Di dalam cerita anak, khususnya penulisan cerita misteri, seorang penulis hanya memiliki kewajiban mengungkap sesuatu yang bersifat rahasia. Sebuah teka-teki misalnya. Di dalam cerita misteri harus ada ending dari sebuah teka-teki yang telah dimunculkan di awal cerita kepada pembaca. Tokoh utama yang akan menemukan jawaban dari sebuah misteri.

Lalu, apakah boleh memasukkan hal-hal yang berbau mistis dalam menulis cerita misteri untuk anak-anak?
Menurut saran saya yang masih abal-abal ini sih, sebaiknya tidak memasukkan unsur gaib atau mistis dalam menulis cerita anak genre cerita misteri ini.

Kenapa? Karena sekali lagi, sebuah cerita anak harus tetap mengedepankan logika anak. Jika tidak masuk ke dalam logika anak, sebaiknya dihindari saja.

Contohnya, cerita misteri yang mengungkapkan tentang sebuah rumah yang dikatakan menyeramkan atau terdengar suara yang aneh pada jam-jam tertentu. Tidak ada pelaku yang harus diungkap dalam cerita tersebut. Tetapi hanya mengungkapkan kenapa muncul suara-suara aneh tersebut.

2.      Cerita Detektif
Lain halnya dengan cerita satu ini. Cerita anak jenis ini, penulis ingin mencari pelaku dari sebuah kejadian yang telah terjadi. Misalkan, cerita tentang kehilangan sebuah benda, maka akan dicari pelaku yang mencuri benda tersebut.

Sekarang, jelas sekali perbedaannya kan? Kemudian, adakah rambu-rambu dalam menuliskan keduanya?

Ini sekali lagi rambu-rambu ala saya sebagai penulis anak yang masih amatiran loh ya.
Ketika menulis cerita misteri atau detektif, penulis sebaiknya menggiring pembaca kepada hal-hal yang tidak terduga dari ending yang ditetapkan. Misalkan tentang kehilangan sebuah benda. Pembaca digiring untuk menebak tokoh A, pelaku B, atau bahkan bisa sampai ke C. Padahal bukan ketiganya yang melakukannya. Namun, saat pembaca membaca cerita, seolah-olah mengira bahwa salah satu dari tebakannya adalah sebagai pelaku.

Contoh, dalam cerita kehilangan sebuah jam unik. Penulis memasukkan tokoh A yang terlibat dengan jam tersebut. Tokoh A pernah melihat jam tersebut dan memegangnya sebelum hilang. Atau mengajak pembaca menebak tokoh B, yang juga ada kaitannya dengan jam yang hilang. Tokoh B ini sebagai pelaku terakhir yang masuk dalam ruangan penyimpanan jam sebelum jam hilang.
Begitu seterusnya, hingga pembaca akan menganggap salah satu dari tokoh ini yang terlibat.

Ini yang masih sulit saya tuliskan. Maklum, saya tidak memiliki bacaan cerita detektif. Rasanya sedikit mumet ketika harus memasukkan bagian cerita untuk membuat pembaca salah menebak.

Sekarang, ada gambaran tentang cerita misteri dan detektif? Jika sudah, mari kita ramaikan dunia anak-anak dengan menulis cerita misteri atau detektif.

#SharingKecil
#HasilKelasCeritaAnak

Share:

19 komentar

  1. Duh, belum mahir nulis cerita anak. Opo meneh sing misteri...hihihi

    ReplyDelete
  2. aku suka baca buku model misteri dan dektetif. kalau orang dewasa pasti kenal sama Dan Brown. nah, kalau buku ini aku blm baca. ini buat genre anak2 ya. ntar kepoin ke toko buku ah ��

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak lita, saya suka Dan Brown, tapi suka mumet juga. Hahaha..

      Delete
  3. Aku pilih cerita detektif aja mba, mundur tratur klo sm cerita Misteri,, udah segede gini masih takut

    ReplyDelete
    Replies
    1. Xixixi.. Kalau cerita misteri buat anak, nggak nyeremin kok

      Delete
  4. waahh ilmu baru buat aku nih mbak. hehee makasiih

    ReplyDelete
  5. Dulu suka nungguin cerpen detektif di majalah Bobo, ada beberapa penulis yang rutin bikin cerita dengan tokoh utama 'detektif' (masih anak-anak juga) yang sama

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya juga suka cerita misteri milik Pradikha Bestari dari BOBO

      Delete
  6. cerita yang mengedepankan logika anak..itu syusyaah ternyata. Dah nulis, lalu tetiba mikir ini kayaknya enggak bisa diterima anak-anak deh...kwkwkw.

    Menarik ulasannya Mbak, bisa buat acauan mana yang cerita detektif mana yang misteri :) TFS

    ReplyDelete
  7. Saya baru sekali membuat ceita misteri, yaitu novel Bayangan Lenggini. Seru sih nulisnya, sangat bermain di imajinasi.

    ReplyDelete
  8. Makasii sharingnra mbaa. Mba Lisa fokus penulisannta cernak yah?

    ReplyDelete
  9. Wah nulis cerita anak ini lebih memicu adrenalin daripada menulis genre yang lain. Been there And still here ... wkwkw belum tamat belajarnya. Nice info mbak. Jazakillah khair.

    ReplyDelete
  10. waaaa dari kecil sampai sekarang aku sukaaaaa banget cerita detektif dan misteri. detective conan favoriiittt bgt. shinichi kudoo... kalo petualangan dulu suka novel lima sekawan. pengen dehh bisa bikin cerita detective atau misteri, huaa mesti punya ilmu dan imajinasi kreativ yang tak terbatas! tfs mbak Lisa

    ReplyDelete
  11. Tapi suka ada cerita detektif2an dikasi judul Misteri Sandal yang Hilang misalnya hehe.
    Kalau saya sih suka yang detektif2an, kalau misteri hantu2an males baca haha

    ReplyDelete
  12. Aku juga salut sama penulis cerita detektif.
    Cerita bisa diputar2 alurnya dan pembaca dibikin menebak2 kira2 siapa pelakunya, kadang sampai akhir cerita pun pembaca bisa dibuat untuk mikir ulang dan baca ulang novelnya ..

    ReplyDelete