Waspada Jika Salah Pilih!
dianfitrah11.blogspot.com |
Sebagai seorang guru SD yang selalu
kebagian kelas enam, rasanya ingin sekali mewujudkan sebuah mimpi. Wah, mimpi
apakah itu? Meluluskan anak kelas enam dengan nilai memuaskan? Sudah pasti itu!
Lalu, mimpi apalagi?
Di mata pelajaran Seni Budaya dan Kreasi
(SBK) ada membuat batik sederhana. Meskipun batik yang dibuat adalah batik
celup ikat, tapi ini sudah cukup menguji nyali telaten buat anak-anak. Kenapa
bisa begitu? Bisa dong! Yuk, simak mulai dari persiapan hingga selesai
pembuatan.
Tahapan membuat batik celup ikat adalah:
.
A. Persiapan
Alat
dan Bahan: kain polos berwarna putih ( saya menggunakan kain mori putih, tipis
dan cenderung mudah digunakan), pewarna textile (saya menggunakan wantex),
ember, tiga butir kelereng, karet gelang, dan air panas.
Ada
beberapa poin yang tidak sesuai dengan petunjuk yang ada di buku. Namun, saya
ubah untuk menyesuaikan dengan keadaan.Yaitu, yang harusnya menyiapkan kompor
dan panci untuk merebus air bersama kainnya pada saat proses pewarnaan, saya
memilih menggunakan air panas yang saya ambil dari dispenser. Jadi, proses
pewarnaan batik celup ikat hanya saya rendam saja nantinya. Lebih praktis ya,
hehehe....
B.
B. Pembuatan
Masing-masing
siswa saya berikan selembar kain putih dengan panjang hanya 20 centimeter
setiap sisinya. Dilanjutkan dengan mengikat kelereng ke bagian kain menggunakan
karet gelang. Model ikatan saya serahkan kepada anak-anak. Saya bebaskan agar
mereka tahu bagaimana model yang terbentuk jika
model kelereng mengikatnya berbeda.
Sementara
anak-anak mengikat kelereng, saya menyiapkan air panas dalam ember yang saya
ambil dari air dispenser yang ada di kantor.
Secara
bergantian siswa memasukkan ikatan kainnya ke dalam ember yang telah saya
masukkan pewarna textile.
Rendam,
tunggu beberapa saat kurang lebih 30 menit. Setelah itu rendaman kain diangkat
dan siswa mengeringkan kain dengan cara dijemur atau hanya diangin-anginkan
saja. Akhirnya ... jreng-jreng, hasilnya akan cantik sesuai masing-masing
ikatan.
C. Akhir
Proses
akhir hanya pada bagian hasil, yaitu menunggu kain yang telah direndam wantex
menjadi kering dan dibuka ikatannya. Bagi siswa yang mengikatnya kurang kuat,
maka hasil batik celup ikatnya tidak akan secantik jika mengikatnya dengan
kuat. Yeayy ... berhasil!
Nah, membicarakan tentang batik
sederhana seperti batik celup ikat, saya selalu membayangkan anak-anak di kelas
juga mampu membuat batik seperti yang dibuat oleh pembatik-pembatik di
Indonesia. Saya bermimpi bisa membawa anak-anak untuk melihat langsung proses pembuatan
batik, bagaimana menggoreskan canting menjadi gambar yang indah pada selembar
kain, hingga memberikan warna menjadi kain batik seperti yang mereka lihat
sekarang ini. Agar anak memiliki pengalaman langsung serta mengasah kreatifitas
yang mereka miliki.
Sebenarnya,
bagaimana sih awal mula batik di Indonesia?
Selesai membuat batik celup ikat, ada
yang menanyakan seperti itu. Beberapa sumber mengatakan bahwa batik di
Indonesia sudah ada sejak zaman kerajaan Majapahit dan berkembang hingga zaman
kerajaan berikutnya. Awalnya batik hanya dikerjakan oleh orang keraton saja.
Pada masa itu, batik dipakai oleh para raja dan keluarganya serta pengikut raja.
Kemudian semakin banyaknya pengikut raja yang keluar dari istana, maka kesenian
batik mulai berkembang di luar lingkungan raja.
Batik pun mulai dibuat oleh rakyat biasa
dan menjadi pekerjaan kaum wanita. Kain yang digunakan adalah kain yang
dihasilkan dari hasil tenunnya sendiri. Pewarna yang digunakan juga masih
menggunakan pewarna alami.
Lalu,
bagaimana dengan batik zaman now?
Masih ingat dengan pepatah Jawa yang
mengatakan bahwa “Ajining diri soko lathi, ajining rogo soko busono”. Saya suka
sekali dengan pepatah ini, yang artinya harga diri kita itu ditentukan dari
ucapan. Serta penilaian orang lain terhadap kita ditentukan dari pakaian yang
dikenakan. Ah, masa sih?
Sekarang analoginya begini. Seorang
pejabat eksekutif muda pasti akan memakai pakaian yang pantas dikenakan oleh
seorang yang layak disebut eksekutif muda. Nggak mungkin kan dia akan
berpakaian ala-ala pengemis atau pegawai kantor biasa. Atau saya yang seorang
tenaga pedidik, nggak mungkin banget ketika mengajar di depan anak-anak saya
memakai pakaian yang biasa digunakan saat santai di rumah. Nggak banget deh!
Saya sih lebih suka memakai pakaian
batik jika hari tersebut tidak ada kewajiban untuk menggunakan seragam resmi
yang telah ditentukan oleh instansi. Misalkan, di hari Senin sampai Rabu
seragam saya sudah diatur oleh instansi. Tinggal hari Kamis hingga Sabtu.
Hari-hari ini lah biasanya saya memilih batik menjadi pakaian resmi untuk
mengajar di kelas. Pernahkah mengalami kebingungan ketika memilih batik yang
akan saya kenakan?
Pernah sih, biasa ya, pakaian di dalam
lemari sudah banyak, tapi pada saat akan mengambil salah satunya pasti akan
berdiri lama di depan lemari. Mau pilih yang mana ya? Hahaha ... balada wanita
nih.
Hmm ... padahal zaman sudah now gitu
loh, kenapa harus bingung ketika dihadapkan pada memilih jenis pakaian yang
akan digunakan? Nggak seberat kisah Dilan kok! Tidak berat juga kok, jika mau
menengok ke "Jual Beli Online" untuk memberikan
gaya inspirasi saat berbusana. Tidak hanya tersaji dengan pilihan pakaian jenis
formal. Ada berbagai kebutuhan yang disediakan untuk memenuhi gaya hidup kita.
Dengan pelayanan yang cepat dan terpercaya.
Pernah mendengar bahwa warna pada kain
batik yang dikenakan mencerminkan kepribadian pemakainya?
Batik yang pada umumnya berwarna coklat
ternyata dipercaya untuk menggambarkan kesederhanaan bagi pemakainya. Contohnya
pada motif parang dan semen. Bagaimana dengan warna batik lainnya? Batik berwarna
putih yang juga sering mendominasi warna pada batik tradisional jika dipakai
akan memberikan sebagai pribadi yang memiliki ketentaraman hati, kerendahan
hati, dan kebenaran. Batik berwarna putih ini lebih ke motif batik Sidoasih.
Warna hitam atau biru tua pada motif
batik, mengandung makna keberanian dan kewibawaaan bagi pemakainya. Sedangkan warna
dasar merah yang banyak kita jumpai pada motif batik kekinian, memiliki arti
keberanian.
Bagaimana
dengan saya pribadi?
Saya sih orangnya tidak terlalu fokus
pada satu corak pakaian batik. Misalkan, saya hanya fanatik dengan motif batik
Mega Mendung, atau motif Parang. Atau juga saya yang penggemar berat warna
biru, maka kolpri batik saya harus selalu bernuansa biru semua. Duh, enggak
deh! Bisa sakit mata nanti anak-anak di kelas.
Motif batik apa pun saya suka. Yang
pasti, pilihan pertama saya jatuh pada jenis kainnya. Bahannya harus adem agar
tidak kegerahan ketika saya melakukan aktivitas bersama anak-anak di kelas. Untuk
warna, pilihan tetap jatuh pada warna yang kalem. Biar mata anak nggak silau
lihat warna ngejreng dari pakaian saya.
Batik dengan segala filosofi warna, bagi saya tetap menjadi kebanggaan pribadi. apalagi didukung dengan banyaknya motif yang ada "Model Baju Batik". Motif batik dan
pilihan warna dengan desain yang bermacam-macam, rasanya makin memudahkan saya
untuk mempercantik penampilan dan menambah tingkat kepedean saya ketika di
depan kelas. Bolehlah saya sesekali memilih menjadi pribadi yang berani dengan
memilih warna merah pada motif batik. Atau sesekali tampil membumi dengan warna
coklat. Semuanya menjadi mudah dan menyenangkan.
Setelah tahu kalau warna pada corak
batik ada hubungannya dengan kepribadian kita, apakah masih berlama-lama
mematut di depan lemari menentukan pilihan baju batik?
Tags:
Review
13 komentar
Saya juga suka batik
ReplyDeleteKesannya selalu lembut dan menentramkan
Betul mbak...
DeleteSaya juga suka batik mbak, kesannya lebih berwibawa begitu. Misal bingung pilih baju, pakai batik lebih pas, karena misal ternyata acaranya formal, kita juga tidal saltum. Misal acara semi formalpun, tidak apa-apa.
ReplyDeleteSemoga mimpi mbak dapat terwujud...
Aamiin. Terima kasih mbak
DeleteMbak, aku suka batik..karena tak lekang oleh jaman..modelnya kekinian, mau formal maupun casual ada semua!
ReplyDeleteBetuuul mbak dian
DeleteWaah...90% baju saya batik dr seluruh indonesia. Bahkan saya punya batik dr Papua...jd klo dinas suka dikasih, kadang beli....hehehe
ReplyDeleteAku suka pakai batik, karena adem dan miyayeni di acara formal. Bahkan di acara non formal pun, batik bisa membawa diri.
ReplyDeletewah saya juga suka sekali batik tapi batiknya yang cerah saja agar nampak serasi dengan wajah hehe
ReplyDeletewujud cinta Indonesia yang paling sederhana adalah memakai batik..😍
ReplyDeletewah kalau batik sich Indonesia banget, bahakn orang luar negeri aja suka batik indonesia, masa kita yang punya sendiri ngak cinta, malu dong
ReplyDeletesaya suka kini ada pelajaran SBK, jd anak tdk melulu dijejali eksakta, siapa tahu mungkin minatnya di seni dan bakatnya kian terasah ya kak
ReplyDeleteMbak postingan ini coba dilengkapi tutorial foto cara membuatnya, saya masih meraba2 nih bagaimana cara bikin batik moderen yg tinggal celup :D
ReplyDelete