5 Rambu-Rambu Ketika Bertengkar Dengan Pasangan

5 rambu-rambu ketika bertengkar dengan pasangan


Memutuskan untuk menikah berarti merupakan jalan awal menuju kehidupan yang sebenarnya. Pernikahan tentunya bukan untuk satu atau dua tahun kan? Pastinya menginginkan selamanya hingga maut memisahkan.

Nah, dalam berumahtangga, setiap hari tuh kita akan bertemu dengan pasangan yang sudah kita pilih. Dari bangun tidur hingga mata merem lagi, kita hanya ketemu sama dia. Istilahnya die lagi die lagi! Dengan begitu, sudah dapat dipastikan nggak mungkin kan pernikahan kita mulus-mulus aja kayak jalan tol? Drakor aja ceritanya kagak pernah selalu mulus ya? Meski akhirnya emang happy ending. Hehehe ....

Berarti setiap pasangan yang sudah menikah pasti pernah bertengkar atau berselisih. Entah pertengkaran itu masih dalam skala kecil atau sudah mencapai level seperti perang dunia, intinya pertengkaran akan menjadi bumbu dalam pernikahan. Namun, tak jarang kita sering melihat beberapa pasangan memilih jalan pintas perceraian dalam menyelesaikan sebuah pertengkaran yang terjadi dalam pernikahannya. Kalau sudah begini, tentu saja anak akan menjadi korbannya ya.

Di bawah ini beberapa hal yang harus dihindari saat bertengkar dengan pasangan:

1. Menyebarkan di Media Sosial
Terkadang kita suka nggak sadar ya, saat sedang ada masalah dengan pasangan, kita curhat di medsos atau upload status bahwa kita sedang ada masalah dengan pasangan di medsos.  Namun, sebaiknya hal seperti ini dihindari. Nggak usah posting atau update status tentang pertengkaran yang sedang dialami dengan pasangan. Hal ini akan memicu pertengkaran menjadi lebih panjang dan lama. alih-alih menyelesaikan pertengkaran dengan masukan dari banyaknya komentar, justru akan menambah permasalahan. Ingat, membuka aib pasangan seperti membuka aib sendiri.

2. Balas Dendam
Membalas dendam terhadap pasangan bukanlah cara yang bijak. Justru hal ini akan menambah daftar panjang pertengkaran kita dengan pasangan. Tidak perlu balas dendam saat terjadi masalah dengan pasangan. Lebih baik mengkomunikasikan permasalahan secara terbuka dan jujur kepada pasangan.

3. Siap Bertengkar
Pasangan kita adalah manusia yang memiliki keunikan termasuk gaya dalam menghadapi pertengkaran. Ada pasangan yang bertipe “siap bertengkar”. Bisa jadi pasangan yang seperti ini akan [asang badan dan siap untuk menghadapi pertengkaran. Namun, ada juga yang memilih menghindar dari pertengakaran demi terciptanya suasana aman, damai, dan sentosa pernikahannya.  Dan ini akan menambah kerumitan jika keduanya memiliki gaya yang sama dalam menghadapi pertengkaran.

Lebih baik ambil jeda waktu untuk menenangkan diri, bukan menghindar. Setelah suasana tenang, membicarakan masalah yang dihadapi dengan kepala dingin tentu akan lebuh baik.

4. Tidak Mau Mendengarkan Pasangan
Terkadang bersikap seolah-olah kita lah yang benar saat terjadi pertengkaran menjadi salah satu sebab pertengkaran tak kunjung usai. Sebaiknya hindari bersikap egois seperti ini. Berusahalah memberikan waktu kepada pasangan untuk memberikan penjelasan. Mungkin saja terjadinya pertengkaran hanya karena salah paham saja.
  
5. Tidak Mau Berkompromi
Berkompromi berarti memberikan apa yang diinginkan oleh pasangan dan mendapatkan apa yang diinginkan. Berusahalah menemukan solusi terbaik saat berkompromi dengan adil agar tidak merugikan salah satu pihak.


Selain larangan di atas, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengatasi pertengakaran dengan pasangan:
 
1. Berkomunikasi Dengan Terbuka dan Jujur
Komunikasi adalah kunci untuk membina hubungan yang harmonis. Banyak pasangan yang sudah lama menikah saling menutup diri saat terjadi pertengkaran dengan beragam alasan. Ada yang menganggap dengan diamnya mereka pertengakran akan cepat selesai. Atau mungkin karena malas untuk saling mengungkapkan perasaan satu sama lainnya sehingga permasalahan bukannya selesai tapi makin menumpuk hingga suatu saat akan meledak seperti bom waktu.

Oleh karena itu, lakukanlah komunikasi terbuka dan saling jujur kepada pasangan. Lebih baik katakan apa saja yang dirasakan kepada pasangan, termasuk jika ada faktor dari luar pernikahan yang cukup mengganggu pikiran. Misalkan karena adanya campur tangan dari mertua. Jangan biarkan pasangan menjadi dukun mendadak hanya karena kita mengatakan ”tidak ada apa-apa kok.”

2. Bertanggungjawab Atas Kesalahan yang Dibuat
Bersikap lari dan masa bodoh terhadap masalah yang sudah dibuat, tentu sangat menjengkelkan perasaan. Meskipun kesalahan itu dibuat oleh pasangan kita. Oleh karena itu, berusahalah untuk selalu bertanggung jawab atas kesalahan yang telah dibuat.

3. Menyelesaikan Masalah dengan Cepat dan Tuntas
Hindari hal ini, menunda masalah hanya akan menyimpan masalah tersebut menjadi bom waktu yang bisa meledak kapan saja. Hindari pula mengungkit kesalahan pasangan. Selesaikan masalah di saat masalah tersebut muncul di permukaan. Jangan menundanya hingga masalah tenggelam kembali.

4. Meminta Bantuan Pihak Ketiga
Jika sepanjang usia pernikahan terlalu sering terjadi pertengkaran, sebaiknya kita mencari pihak ketiga untuk membantu. Pihak ketiga ini harus orang yang bisa dipercaya ya, bukan orang yang nantinya justru akan memperkeruh suasana.

Pilihlah pihak ketiga yang bisa meredam emosi kedua pasangan. Kita bisa memilih orangtua atau salah satu saudara yang kita percayai. Konselor pernikahan juga bisa menjadi alternatif pilihan pihak ketiga dalam membantu pertengkaran yang terjadi.

Kita memang tidak bisa menghindari pertengkaran yang terjadi dalam rumah tangga, tapi sebisa dan secepat mungkin kita harus mencari solusinya. Tidak baik menyimpan permasalahan yang hanya akan memperkeruh suasana dan keharmonisan keluarga. Apalagi jika menyelesaikan masalah dengan terburu-buru hingga keluar kesepeakatan untuk bercerai. Ingatlah, harta yang sangat berharga adalah cinta dan keutuhan keluarga.

Share:

0 komentar