7 Fakta Tentang Lisa yang Perlu Kamu Tahu

 

7 fakta tentang Lisa

Siapa sih, saya? Apakah kamu juga sudah kenal dengan saya? Atau justru kamu juga masih bertanya-tanya, emang lu siapa?

Sebenarnya, saya bukan siapa-siapa dan belum seterkenal macam artis-artis di Indonesia. Bahkan di kalangan rekan kerja satu kecamatan saja, mungkin tidak banyak yang kenal saya. Kalau diungkap cirinya, itu loh, yang mungil, bawa motor vario hitam, rumahnya Citeureup, baru deh, orang ngeuh. Oalah, itu toh yang namanya bu Lisa.

Baiklah, bagi yang belum mengenal saya dengan baik, saya akan mengungkapkan 7 fakta tentang saya. Apa saja itu?

1.      Pecinta Kucing dan Penyuka Warna Biru

Orang bilang, saya emaknya kucing. Dari saya balita hingga balita juga (bawah limapuluh tahun) binatang satu ini tetap menjadi favorit saya. Bahkan saya punya mimpi bisa memiliki pet shop dan tempat penampungan untuk kucing liar di luar sana. Mimpi boleh kan ya?

Rasanya akan aneh, jika dalam sehari saja saya tidak mengelus si pus atau melihatnya di rumah. Maka saya akan mencarinya seperti mencari anak sendiri yang nggak pulang-pulang karena pergi main. Jadi, jangan heran jika kerudung saya yang berbahan kaos akan banyak menempel rambut-rambut dari kucing yang digendong ataupun yang minta gendong.

Tak hanya suka kucing, saya pecinta warna biru dan turunannya. Entah itu biru muda atau biru tua saya favorit banget dengan warn aini. Hamper seluruh koleksi baju saya didominasi oleh warna ini. Kalau pas ada acara dress code dengan warna tertentu, suka kepikiran, kenapa nggak pernah beli baju warna itu ya? Hahaha (ada yang samaan kayak saya?)

2.    Nggak Doyan Makanan Pedas tapi Doyan Duren

Ini semua teman sudah pada tahu. Bukan anti makanan pedas, tapi asli, saya nggak kuat kalau harus diminta makan makanan pedas. Biarpun orang bilang itu hanya level 1, bagi say aitu sudah pedas. Makan pedas itu bagi saya sungguh menyiksa, karena sesudahnya pasti akan sibuk mencari pereda pedas. Bahkan pernah wali murid meledek saya sebagai orang yang nggak puny ambisi karena nggak doyan pedas. Padahal, apa hubungannya ya?

So, saya nggak pernah merasa khawatir jika harga cabai di pasar mahal, karena saya memang tak pernah masak menggunakan cabai. Aman, Sodara-sodara!

Namun, saya doyan banget duren, jangan ditanya kalau yang satu ini. Dua sampai tiga duren bisa saya habiskan sendiri. Saat sedang hamil pun, saya masih sanggup menghabiskan duren dua buah sendirian.

3.    Makannya Banyak

Saya nggak pernah jaim untuk urusan perut. Kalau masih lapar ya saya akan bilang masih mau makan lagi. Biarpun itu di depan teman-teman atau mertua. Teman-teman yang berangkat bimtek dengan saya sudah paham dan hapal. Saya makannya banyak, bakal rugi kalau nyulik saya.

Saya juga pernah didiagnosa cacingan karena makan banyak tapi badan tetap kurus. Entahlah, saya suka berkelakar kalau di perut saya bukan cacing lagi, tapi anaconda yang tinggal. Makanya segitu banyak makanan yang masuk saya nggak gemuk-gemuk. Sampai-sampai ada pengawas yang mengizinkan saya mutasi mendekati rumah (masih lebih dari 10km sih) katanya biar saya gemuk badannya. Hihihi enam tahun dimutasi, ternyata saya tetap segini-gini aja.

Suami tahu? Tahu banget, kalau istrinya doyan makan. Kalau beliau lihat saya makan, katanya udah kenyang, udah diwakili sama saya. Mertua juga awalnya nggak percaya nih, kalau mantunya yang kecil ini sanggup menghabiskan satu bungkus nasi goreng dan satu bungkus mi goreng. Setelah melihat sendiri, beliau tertawa dan geleng-geleng kepala. Berarti rumor di luar saya nggak dikasih makan sama suami itu nggak berlakuk ya. Hahaha

4.    Bicara Apa Adanya

Ini yang sebenarnnya saya ingin mengubahnnya. Tapi, kok susah banget ya. Saya kalau nggak suka, ya akan mengatakan enggak. Nggak bakal saya bilang mau sedangkan di dalam hati saya enggan melakukannya. Kepada anak-anak di rumah pun saya terapkan ini. Jangan lantas merasa nggak enak, main bilang iya aja, padahal nggrundel dalam hatinya.

Terkadang, di depan pimpinan saya juga begini, nih! Jelek banget dah! Kurang bisa ngerem ngomongnya. Ya, meskipun yang saya omongkan sudah menggunkaan kalimat yang sopan. Tetap saja ada pimpinan yang nggak bisa menerimanya dengan lapang dada.

5.    Wolesnya Kebangetan

Ini suka saya kaitkan dengan nggak doyan pedas tadi. Nggak punya ambisi kata wali murid saya. Sebetulnya, bukan nggak punya ambisi, saya memang woles banget. Istilahnya nggak mau ngoyo untuk urusan tertentu, apalagi jika urusannya bersinggungan dengan UUD (ujung-ujungnya duit). Saya pilih mundur dan cari aman. Nggak mau ribetlah dengan urusan UUD, meski akhirnya urusan saya juga nggak kelar-kelar. Karena untuk beberapa hal tertentu, UUD ini seperti kewajiban dan keharusan.

Dari woles ini, saya juga kesannya ceuk dan Masa Bodoh. Urusan ceuk sudah terkenal sejak masih sekolah dulu. Mau orang ngomong apa, saya nggak bakal memasukkannya dalam hati. Cukup jadi instropeksi diri saja. 

 6.    Jailnya Nggak Ketulungan

Nah, kalau urusan jail, ini sudah mendapatkan pengakuan orang rumah kalau emaknya emang jail banget. Suka banget ngusilin anak bahkan teman anak-anak juga pernah kena usilan saya. Terkadang, saya merasa ini salah satu cara saya agar anak-anak mudah dekat dengan saya dan menganggap emaknya adalah teman, yang bisa diajak verita apa aja tanpa rasa sungkan dan pakewuh.

7.    Berani Mengakui Kesalahan dan Meminta Maaf

Ketika saya berbuat salah, maka tak segan saya akan langsung meminta maaf tanpa gengsi. Mengakuinya juga nggak pake berbelit-belit. Saya akan mengatakannya dengan jelas tanpa ada yang ditutupi. Kepada anak-anak di rumah atau di kelas, saya juga akan langsung minta maaf jika telah berbuat salah pada mereka. Nggak peduli orang mau memaafkan saya atau tidak, yang penting saya minta maaf dengan tululs dan tidak akan mengulanginya lagi. Titik!

Sebenarnya, masih ada yang lain sih, seperti saya yang orangnya bawel dan cerewet banget kalau sudah cerita dari a sampai z nggak akan berhenti-henti, atau tentang saya yang mudah sekali akrab dengan orang yang baru dikenal. Saya biasanya langsung bisa akrab dan bercerita dengan orang yang baru saya kenal. Orang bilang, tingkat kekepoan saya yang tinggi menyebabkan saya mudah akrab. Duh, apa hubungannya ya? Bahkan suami pernah bilang, kalau saya ketemu dengan tuyul atau sejenis makhluk halus, kayaknya juga langsung akrab ngobrol. (Nih, mengada-ada banget deh!)

Atau fakta lain tentang saya yang nggak suka nyuci dan setrika baju. Entahlah, urusan yang satu ini, saya nggak ahli-ahli amat. Karena itu tadi, cueknya saya pakai baju yang kadang tidak saya setrika juga pernah saya lakukan. Akibatnya, urusan setrika seringnya berpindah ke laundry milik tetangga. Pekerjaan rumah tangga yang saya sukai hanya memasak. Ini saya betah berlama-lama kalau di dapur.

Ada lagi? Ya, saya orangnya pelor, nggak pernah ngalami susah tidur,. Satu hal yang saya syukuri banget. Disaat orang lain sering ngeluh insomnia karena banyak pikiran, saya mah, nyantai aja. Gampang banget tidurnya. Meskipun pelor, saya aslinya pantang menyerah dan menyukai tantangan baru. Kalau urusan belajar mah, semangat terus!

Nah, itu dia 7 fakta tentang saya yang perlu kamu tahu. Bagi kamu yang sudah kenal saya, apalagi nih, fakta tentang saya yang kamu tahu dan belum saya tuliskan di atas? Boleh banget komentarnya!

Share:

10 komentar

  1. Lucu juga fakta tentang dirimu ini. Aku langsung bayangin kucing biru. Hihihi...

    ReplyDelete
  2. Dududuh apalah aku yg takut kucing mbak, huhu
    Eh tapi beberapa poin di atas ada yg aku banget sih. Jadi pengen nulis fakta tentang diri sendiri juga

    ReplyDelete
  3. Jadi ingat, dulu pernah nulis tema 7 fakta tentang saya juga karena dikasih challenge dari teman. 😄
    Salut dengan cita-cita Mbak Lisa pengen bisa merawat banyak kucing liar.

    ReplyDelete
  4. mba Lisaaaa.. dari liat ilustrasi nya di awal udah pengen ngakak ! Seru banget kayaknya kalau kita berteman di real life, karena selain penyuka warna biru, ke enam lainnya kebalikan dengan saya, Jadi bisa saling melengkapi.

    ALhamdulillah, di real life saya punya teman yang mirip-mirip terutama soal ngomong apa-adanya, jadi saya yang suka susah ngomong terus terang ini bisa belajar keluar dari zona nyaman saya ( alasannya kenapa saya susah ngomong terus terang saya mikir dulu efeknya , kalau teman saya yang penting ngomong dulu ngga peduli efeknya, haha.. sangat kontra ya )

    Yah begitulah, selalu ada kebalikan dari semua hal, dan pasti ada plus minus nya..
    oiya, kalau kucing, dulu saya takut sama kucing, tetapi setelah punya anak dan ngga ingin anak saya takut kucing, saya berusaha berteman sama kucing. ALhamdulillah berhasil, meski nggak sampai tahap cat lover banget sih, minimal udah ngga histeris kayak dulu kalau ketemu kucing. DDulu kesenggol bulu ekornya aja bisa naik kursi saya haha, malu2in

    ReplyDelete
  5. Wah, yang pelor samaan nih Mba. Tosss... hahahaha. Pada dasarnya hampir sana sifat kita. Makanya langsung cucok ya waktu pertama ketemu.

    ReplyDelete
  6. Nomor 7 salut nih mbak. Berani minta maaf dan mengakui kesalahan dimana kadang bagi sebagian orang gengsi utk berbuat demikian. Salam kenal ya mbak

    ReplyDelete
  7. Mak Lisaaa 😍😅 semoga semakin sukses dan bahagia ya Mak 😘

    ReplyDelete
  8. Bagian yang makannya banyak berasa lagi ngomongin diri sendiri hihihi
    Salam kenal mbak Lisa

    ReplyDelete
  9. Toosss dooong Mbak, saya juga suka warna biru lhooo, dan baju2nya juga emang rerata warna biru dan sejenisnya.
    Kalau pelor juga sama lho, saya malah kalau nonton yang ada tu tv yang bakalan tonton saya hihihih

    ReplyDelete
  10. aku dulu juga suka sama kucing, mbak. cuma makin ke sini aku nggak terlalu suka lagi dan bahkan nggak mau miara kucing karena ribet banget ngurusin kotorannya. heu

    ReplyDelete