Aku Masih Merindukanmu (catatan kedua)

Aku selalu memanggilnya Sinus. Memanjakannya melebihi peliharaanku sebelumnya. Sinus yang sepertinya mengerti jika aku bicara. Kuajarkan ia agar BAB dan BAK di kamar mandi. Dan ia melakukan itu. Ia hanya makan makanan yang diketakkan di piringnya. Tak pernah mengambil makanan di atas meja kami, ataupun di piring kami. Dengan anakku, ia senang bermain. Perutnya akan bergoyang karena gendutnya. 

Dan peristiwa sedih itu terjadi. Kesalahan kecil yang kulakukan berimbas fatal padanya. Pagi itu aku terburu-buru berangkat sekolah. Memberikan makan pada Sinus tanpa membuang semua duri ikan makanannya. Aku hanya berpesan saat ia makan, agar hati-hati karena durinya masih ada. Kuelus sayang, kucium kepalanya, sebelum aku berangkat.

Baru kusadari kesalahanku setelah sore sepulang sekolah. Tubuh Sinus lemas, sambil kaki depannya sibuk mengeluarkan sesuatu dari mulutnya. Tenggorokannya seperti hendak memuntahkan, tapi tak keluar. Kupegang tubuh Sinus. Agak demam. Rasa panik langsung menyelimutiku. Sinus sakit!

Dan aku ingat, soal duri di makanannya pagi tadi. Jangan-jangan Sinus keselek duri. Oh, tidaaak!!! Aku panik, segera kukepal nasi hangat, mencoba memasukkan bulatan kecil ke mulutnya. Tak berhasil, Sinus masih berusaha mengeluarkan. Mencoba membantu, tapi tak tahu bagaimana caranya. Akhirnya hanya memeluk tubuh Sinus dengan terisak. Menyusup rasa khawatir kalau terjadi apa-apa dengannya.

Empat hari berlalu. Sinus tak mau makan. Aku hanya bisa meneteskan madu dan susu di mulutnya. Kutidurkan ia di kasur agar hangat. Hingga hari kelima selepas sholat isya, ia turun dari kasur, menghampiriku yang sedang berzikir. Duduk di pangkuanku lalu menjilati tanganku saat aku akan mengelus tubuhnya. Seketika tangisku pecah. Khawatir itu seperti menyatu dengan rasa takut kehilangan. Di sela isak tangis, kukatakan padanya, jika ingin pergi, aku ikhlas.
Dan malam itu ternyata malam terakhir kupeluk tubuh hangatnya, karena esoknya ia benar-benar pergi meninggalkanku untuk selamanya. Tubuh dengan rambutnya yang lembut dan tebal tak pernah lagi kutemui. Aku masih merindukanmu, Sinus...

#OneDayOnePost




Share:

10 komentar

  1. Mbrebes mili, sambil takut membayangkan pussymu Lis

    ReplyDelete
  2. Mennyentuh sekali. Kasian ya mbk sinusnya

    ReplyDelete
  3. Mbak lisa....nggarai aq mewek iki....
    Hiks..hiks.hiks...coz i know that feeling.
    Inget kucing2 q dulu.
    Tp yg buat aq mewek cz inget kelinciq,
    Mirip kejadian mbk lisa, gara2 kelalaian berimbas fatal.
    Kelinciq meninggal gara2 aq ga nyapa dia sore hari and baru ingat abis isya, dan lehernya terjerat tali layang2 putus di atap, dia meninggal esoknya...hiks hiks(#curcol malihan

    ReplyDelete
  4. Mbak lisa....nggarai aq mewek iki....
    Hiks..hiks.hiks...coz i know that feeling.
    Inget kucing2 q dulu.
    Tp yg buat aq mewek cz inget kelinciq,
    Mirip kejadian mbk lisa, gara2 kelalaian berimbas fatal.
    Kelinciq meninggal gara2 aq ga nyapa dia sore hari and baru ingat abis isya, dan lehernya terjerat tali layang2 putus di atap, dia meninggal esoknya...hiks hiks(#curcol malihan

    ReplyDelete