Ramadan yang Sama

Tubuh itu teronggok tak bergerak. Bedanya ia masih memiliki nyawa. Mampu bergerak dengan kedua kaki yang lengkap dan anggota tubuh lainnya. Berjalan dan memenuhi kebutuhannya seperti manusia normal pada umumnya.

Tapi tubuh itu hanya seperti mayat berjalan. Mengikuti apa saja yang ia inginkan. Berdasarkan akal pikirnya saja. Tak pernah melakukan segala sesuatu dengan hatinya. Pun dengan bulan yang mulia.

Katanya bulan Ramadan adalah sama seperti bulan sebelumnya. Hanya berbeda ritme makan dan minumnya. Baginya Ramadan tak memiliki arti khusus apapun. Bangun seperti kebanyakan orang, ikut sahur dan berbuka. Ikut tak makan selama waktu siang. Namun hanya seperti itu setiap Ramadan.

Tidak ada lantunan indah ayat suci. Tak ada doa indah yang dia panjatkan. Tak inginkan banyak kebaikan yang ia kumpulkan. Bulan ini sama baginya. Masih disibukkan oleh pesona dunia.

Nanti saja pikirnya. Esok Ramadan pasti akan bertemu lagi. Anggapnya, umur ia yang tentukan. Lupa bahwa ada pemilik segalanya. Berkuasa untuk mengambilnya kapan Dia mau.

#OneDayOnePost

Share:

7 komentar