Tak Sehangat Pelukanmu bagian 1

Miko mengibaskan ekor panjangnya. Ke kanan dan ke kiri. Terus menerus. Sejurus mata elangnya menatap ibunya. Warna tubuh sama dengan Miko. Putih hampir memenuhi badannya. Ada bulatan hitam hanya di bagian kepala. Bedanya ekor ibunya lebih pendek. Meskipun begitu, Miko tetap senang bermain dengan ekor ibunya. 

Miko mendekati tubuh ibu yang meringkuk pulas. Hangat di atas kain bertuliskan Welcome berwarna merah. Kepalanya disembunyikan di bawah kaki depannya. Tertutup kaki depan. Nafasnya teratur. Menandakan ibunya Miko benar-benar pulas dalam mimpinya. 

"Meong," Miko mengeluarkan suaranya. Menjilati kaki depan. Berharap ibunya bangun Ada yang ingin ia ceritakan ke ibunya.

Miko ingat, kemarin ia bertemu dengan Boni. Kucing hitam yang badannya lebih besar darinya. Ekornya panjang. Tubuhnya gagah sekali. Walaupun usianya tidak jauh berbeda dengan Miko, Boni sangat tampan. Itu menurut Miko. Tatapan mata Boni akan selalu membuat temannya tak berkutik. Boni ditakuti oleh kawan-kawan sepermainan. Karena Boni tak segan mengeluarkan kekuatannya jika ia terancam.

Percakapan Miko dengan Boni membuat Miko tak sabar ingin bercerita. Ini percakapannya dengan Boni kemarin siang.

"Kamu betah, Miko, tinggal di rumah itu?" tanya Boni. Mulutnya masih sibuk mengunyah sepotong tempe. Sepertinya enak sekali. Miko belum pernah makan tempe.

"Aku betah. Kata ibuku, kita tinggal makan dan tidur enak."

Boni berhenti mengunyah tempe. Mata garangnya menatap Miko. Kepalanya langsung tertunduk tak berani membalas tatapan mata Boni.

"Kamu tahu, Miko? Hidup di sini itu lebih bebas. Tidak diatur seperti hidupmu!" Boni mengucapkan kalimat itu dengan tegas. Melotot kepada Miko. Miko mundur beberapa langkah.

"Tinggal di sana, kamu dan ibumu selalu diatur. Harus pulang. Harus begini. Tak boleh begitu!" lanjut Boni. 

Miko membayangkan semuanya. Tiba-tiba ia ingin seperti Boni. Keluar dari rumah. Mencari makanan apa saja yang ia mau. Tinggal di mana saja sesukanya. Tanpa perlu takut diomelin jika sampai sore belum pulang. Dan ini yang akan ia ceritakan ke ibunya.

Ibu Miko menggeliat dari tidurnya. Mendengar suara Miko dan jilatan anaknya. Ibu berdiri, meliukkan tubuhnya ke depan. Mengibaskan ekor pendeknya. Mengusir kantuk dan malas.

"Ada apa, Miko?" tanya Ibu duduk mendekati Miko. Dijilatnya kepala Miko. Telinga Miko, matanya, hingga tubuh halus Miko. Miko senang mendapat perlakuan sayang dari ibu. 

Miko akhirnya menceritakan keinginannya untuk pergi dari rumah. Mengembara di luar. Mencari apa saja yang disukai. Ibu hanya diam mendengarkan. Setelah selesai bercerita, Ibu berkata.

"Miko sudah yakin ingin pergi?"

Miko mengangguk mantab. Sudah yakin dengan keputusannya. Tampaknya ibu tidak melarangnya. 

"Baiklah. Hanya pesan Ibu, hati-hati."

"Benarkah Ibu mengininkan?" tanya Miko tak percaya.

Ibu mengangguk. Kembali dengan sayang Ibu menjilati tubuh putihnya. Seolah tidak akan bertemu lagi dengan Miko. Miko berlari kecil berputar mengelilingi ibunya. Begitu gembiranya ia. Miko ingin cepat-cepat menyampaikan berita gembira ini kepada Boni.

Bersambung...

#OneDayOnePost

Share:

12 komentar

  1. Mbak Lisa ga pernah kehabisan ide nihh... Kereennn....

    ReplyDelete
  2. Mbak lisa.....percakapan miko dan boni....bisa...yooo.....hehehe.
    Asyik....nih

    ReplyDelete
  3. Kucingnya pengen merantau. Hehehe.😀
    Ketahuilah nak..dunia diluar sana sungguh kejam..😭😭😭
    #eh..hehehe

    ReplyDelete
  4. Mikooo jangan nakal deh pengen keluar segala kaya boni

    ReplyDelete
  5. Miko cariin temen aja bun, namanya piko.
    Hihi, jadi teringat.

    Saya juga takut ama kucing, hehe

    ReplyDelete
  6. Baru baca marathon dari 1 sampe tiga. Kirain miko anak jalanan. Ternyata kucing. Mbak lisa. Bisa banget ide ceritanya. Keren!

    ReplyDelete