Surat Rahasia Untukmu

Catatan kecil tentangmu. Tentang apa yang pernah hadir ketika mengenalmu. Meskipun tulisan ini tak akan sampai di tanganmu, tapi aku yakin, getaran isinya sudah terlebih dahulu menyapamu malam ini.

Hanya tahu wajahmu, setiap berjalan melintasi halaman parkir sepeda menuju gerbang sekolah. Melangkah bersama sepedamu, keluar gerbang dengan senyum khasmu. Melihatmu seperti itu saja, sudah mampu membuat jantungku berdansa gembira. Atau menari salsa tanpa aku komando. Pengagum rahasiakah aku? Entahlah, takut untuk menebaknya.

Membiarkan hati agar dengan riang melihatmu ketika melintas, seperti sebuah vitamin yang memompakan energi baru pada diriku. Mudah-mudahan curi-curi mataku tidak kamu ketahui. Andai ketahuan, aih, betapa malunya aku. 

Yang paling kusuka darimu adalah senyum manismu. Senyum termanis dengan gula asli, yang tidak membuatku sakit diabetes. Ya, lengkungan khas dari bibirmu selalu kunanti. Meskipun itu bukan untukku. Karena kutahu, kamu sungguh pemalu. Hanya riuh suara teman-teman kita yang akhirnya bersorak jika kedapatan kau juga mencuri pandang ke kelasku.

Ah, masa itu sudah lewat ya. Lihat usia kita kini. Apa masih pantas mengingat sekelumit hal indah yang terkadang masih bisa membuat pipi merona karena malu? Kejadian itu saat kita masih dibilang anak-anak. Cinta monyet. Padahal kita bukan monyet ya?

Hilangkah rasa itu seiring kita lulus? Tidak sebenarnya. Hanya saja, ada cerita lain yang akhirnya membuat episode kehidupan berbeda dari angan.

Hanya sekelumit tentangmu. 

#OneDayOnePost
#Edisibingungnglanjutinyangkemarin

Share:

3 komentar